KAMPUNGBERITA.ID-Aktivis Perempuan Surabaya, DR Lia Istifhama menekankan perlunya menerapkan hukuman kebiri kepada pelaku kejahatan seksual. Lantaran hukuman ini sangat efektif dan bisa memberikan efek jera bagi pelaku.
Hal ini disampaikan Lia Istifahma yang juga caleg Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI dari Jatim usai menjadi narasumber Podcast Judes, Selasa (21/11/2023)
Dia menilai, hukuman kebiri kepada pelaku pelecehan seksual ini sebagai proses menekan potensi kejahatan. Karena itu, jika nanti dirinya terpilih menjadi senator, pasti menyampaikan speak up hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual.
“Ini paling utama. Dulu saya pernah menulis pentingnya hukuman kebiri. Jadi, jangan berpikir hukuman kebiri itu melanggar hak asasi manusia (HAM). Itu salah. Justru pelaku harus dihukum seberat-beratnya,”tegas dia.
Lia menegaskan, masyarakat harus mendukung langkah tegas hukuman kebiri. Karena ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mencegah kejahatan seksual.
Lebih jauh, dia membeberkan, jika mencermati sanksi yang dikenakan pada pelaku kejahatan seksual, bahwa yang perlu diperhatikan adalah dampak kerugian pada korban.
Dalam hal ini, lanjut dia, korban tidak hanya terganggu secara psikis (kejiwaan), tapi juga trauma yang berpotensi menghilangkan masa depan, atau setidaknya mengubah kepribadian korban. Bahkan, kerugian juga dialami teman maupun orang-orang di dekatnya atau keluarga.
“Sekali lagi hukuman kebiri itu wajib bagi pelaku kejahatan seksual. Sebab ini tak boleh dianggap sebagai kejahatan biasa,” tandas dia.
Karena, jika dirinya nanti terpilih sebagai senator (DPD RI) akan menyuarakan dan memperjuangkan diberlakukannya hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual.
Selain itu, Lia juga mengajak masyarakat, khususnya kaum perempuan atau ibu-ibu, untuk menjadi polisi. Artinya, ketika di sekitar tempat tinggal terjadi pelecehan seksual, jangan cuek atau membiarkan anak-anak yang menjadi korban.
“Anggap saja itu anak sendiri yang harus dilindungi. Karena kalau anak tetangga kita rusak mentalnya dan tidak happy, maka kita juga akan ikut merasakan dampaknya. Jadi, semua harus jadi polisi di tengah masyarakat,” tandas dia.
Lia juga berharap, masyarakat khususnya perempuan atau ibu-ibu harus melek hukum. Sebab mereka ini berpotensi mengalami kejahatan penipuan jika sedang kepepet. “Makanya, semua perempuan harus melek hukum,”tegas dia.
Tidak hanya soal penegakan hukum untuk pelaku kejahatan seksual, Lia juga menyoroti sektor pertanian/perkebunan, terkait jagung impor, terutama untuk pakan ternak.
Menurut dia, pelaku usaha ternak bisa memanfaatkan sorgum sebagai pakan alternatif. “Sorgum ini bisa sebagai makanan alternatif.Jadi, tidak harus diberi jagung terus sehingga harus impor, “tambah dia.
Di sektor pendidikan, Lia yang juga keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini berharap pendidikan di Jatim semakin maju. Sekarang ini, kata dia, tren pendidikan vokasi atau kejuruan (terapan keahlian).
Untuk itu, Lia mendorong semua lembaga pendidikan, khususnya swasta, harus berkembang dan mampu bersaing dengan sekolah negeri.
“Lembaga pendidikan swasta banyak yang telat mengikuti perkembangan. Karena itu, kita ingin mengangkat bagaimana lembaga swasta ini terpacu. Okelah gedungnya kecil, tapi bagaimana cara sekolahnya memiliki siswa yang memiliki ilmu terapan. Jadi, fokus membentuk anak-anak siap terjun setelah menempuh pendidikan,” beber dia.
Sementara soal anggaran pendidikan, Lia menegaskan, kalau bicara soal anggaran, harus bicara regulasi pemerintah.
Banyak anggaran yang digelontorkan untuk biaya pendidikan. Hanya saja, Lia melihat lebih banyak condong ke sekolah negeri.
“Tapi sebagai warga Jatim, saya ucapkan kepada Gubernur Jatim yang masih menyisakan anggaran untuk lembaga pendidikan swasta, ” pungkas dia.
Sementara ditanya alasan memilih nyaleg lewat DPD RI ketimbang partai politik? Putri almarhum KH Masykur Hasyim ini menegaskan, dirinya mantap nyaleg lewat DPD RI itu memang di antaranya karena pesan ayahnya ketika masih hidup, bahwa dirinya harus fokus menguatkan jaringan sosial.
Kalau bicara jaringan sosial, lanjut dia, berarti bagaimana dirinya bisa melebur di semua kalangan.
“Jadi akseptabilitasnya harus kuat dan diterima di semua kalangan. Artinya tidak terkotak-kotak dalam partai tertentu. Itulah salah satu alasan mengapa saya nyaleg lewat DPD RI mewakili Jatim,” pungkas dia.KBID-BE