
KAMPUNGBERITA.ID – GUNUNG Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (11/5) pagi sekitar pukul 07.30 WIB tiba-tiba erupsi mengeluarkan asap tebal yang membumbung ke udara setinggi 5.500 meter.
Masyarakat di lereng Merapi sempat mendengar suara gemuruh sebelum Merapi mengeluarkan asap erupsi.
Menurut warga desa terakhir barat daya puncak Merapi, di Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kabupaten Magelang, Sibang, guguran material vulkanik Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat, terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
“Warga di sini sempat panik, tetapi sekarang sudah reda, tapi masih waspada,” katanya. BPBD Kabupaten Magelang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. “Jauhi radius 3 km dari puncak merapi. Pukul 08.30 terjadi pergerakan arah angin ke selatan,” dalam instagram resminya.
Sementara itu, ratusan pendaki Gunung Merapi melalui Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah masih berada di puncak, saat letusan featik terjadi, Jumat (15/5) pagi. Mereka sebagian besar berada di pos Pasar Bubrah, yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari puncak Merapi.
Berdasarkan data pendaftaran registrasi pendakian Merapi via Selo, ada 160 pendaki yang berada di puncak gunung teraktif tersebut.
Pembina SAR Barameru Merapi, Samsuri mengatakan, pihaknya sudah memberangkatkan tim untuk mengevakuasi para pendaki.
“Saat ini tim kami sampai di pos 1. Kira-kira 2 jam lagi sampai ke Pasar Bubrah. Ada 4 tim yang berangkat, 1 tim berisi 4 sampai 6 orang,” terangnya.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BPBD Boyolali juga membantu proses evakuasi ke puncak. Tim juga mengecek sejumlah desa si sekitar Selo untuk memastikan kondisi pasca letusan.
“Tim kami telah bergerak mendaki ke Pasar Bubrah, setelah mengecek tiga desa radius di bawah 5 km di Selo Boyolali yakni desa Klakah, Jrakah dan Tlogolele,” ujar Kepala BPBD Boyolali, Bambang Sinung.
Bambang mengaku belum mendapatkan info terbaru keberadaan para pendaki. Ia menjelaskan, saat ini tim tersebut bertugas memonitor dan membantu proses evakuasi apabila diperlukan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Camat Selo terkait keadaan para warga. Untuk kondisi Merapi saat ini normal,” kata dia.
Sementara Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan letusan berlangsung tiba-tiba. “Jenis letusan adalah letusan freatik yang terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunungapi aktif. Biasanya letusan hanya berlangsung sesaat. Gunung Merapi sebelumnya pernah terjadi letusan freatik.
Status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap Normal (Level I) dengan radius berbahaya adalah 3 kilometer dari puncak kawah. PVMBG tidak menaikkan status Gunung Merapi dan masih terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik.
“Masyarakat diimbau tetap tenang. Belum ada laporan korban jiwa. BPBD dan aparat masih melakukan pemantauan. BPBD Sleman telah menginstruksikan masyarakat yang tinggal dalam radius 5 km seperti daerah Kinahrejo sudah diinstruksikan untuk evakuasi ke bawah di barak pengungsi,” paparnya. Masyarakat merespon dengan evakuasi mandiri ke tempat yang aman.
Para pendaki gunung Merapi diimbau mengikuti rekomendasi dan tidak memaksakan diri mendekati puncak kawah. “Berdasarkan laporan sementara terdapat sekitar 120 orang yang mendaki dan mendekati Pasar Bubrah. Kondisinya semua selamat,” jelasnya.
BPBD telah mendistribusikan masker. Hujan abu diperkirakan turun di sekitar Gunung Merapi khususnya di bagian selatan dan tergantung dari arah angin. Dilaporkan hujan abu vulkanik terjadi di Tugu Kaliurang Sleman Yogyakarta. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPPTKG PVMBG dan BPBD.
Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi terkini pasca letusan freatik Gunung Merapi, untuk menentukan kebijakan terkait pengaturan lalu lintas penerbangan di Bandar Udara yang terdampak letusan.
“Saya belum dapat laporan dari sana sejauh mana debu-debu mengganggu,” ungkapnya.
“Nanti kita baru akan sampaikan. Kalau pemetaan terhadap debu-debu dari pada merapi itu bisa dihitung. mungkin siang ini,” ujarnya.
Sekadar diketahui, pasca letusan gunung Merapi masyarakat yang tinggal di radius 3 kilometer diminta untuk menjauh dari kawah Gunung Merapi. Selain itu letusan itu pun mengakibatkan penutupan sementara Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.
Communication and Legal Section Head Bandara Adisutjipto, Liza Anindya mengatakan dampak letusan freatik ini menyebabkan Bandara Adisutjipto Yogyakarta untuk sementara ditutup. Penutupan, kata Liza dilakukan sejak pukul 10.25.
“Untuk sementara aerodrome Bandara Adisutjipto closed. Closed sejak pukul 10.25,” ujar Liza.
Liza mengatakan penutupan akan dilakukan hingga 30 menit mendatang. Penutupan 30 menit dilakukan sembari memantau kondisi ke depannya. “Ditutup sampai dengan 30 menit ke depan. Untuk selanjutnya akan kami update kembali sesuai perkembangan hasil monitoring dan evaluasi,” urai Liza. KBID-NAK