KAMPUNGBERITA.ID-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Surabaya ada peningkatan hingga 26 persen sampai akhir periode April 2024.
Hal ini terungkap saat Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terkait Pelayanan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit di Surabaya, Kamis (2/5/2024).
“Ya, kita memanggil Dinkes Surabaya terkait adanya laporan peningkatan kasus DBD, flu Singapura, ISPA, dan penyakit gondongan, ” ujar Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir.
Khusus kasus DBD seperti yang disampaikan Dinkes Surabaya ada peningkatan 26 persen sampai akhir periode April 2024. “Untuk angka kematian 0 persen, sehingga belum dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), ” jelas dia.
Jika dibandingkan dengan kota- kota lain di Jatim, seperti Jember, Probolinggo yang sudah KLB karena peningkatannya cukup tinggi, dia mengakui, secara umum Surabaya memang ada peningkatan, tapi untuk pencegahan DBD cukup baik.
Bahkan, lanjut politisi Partai Golkar ini, program pencegahan tersebut sudah turun sampai ke puskesmas, masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Bumantik.
“Meski demikian, kita tetap mengingatkan untuk prosedur nya sampai ke bawah,” jelas dia.
Akma mengingatkan agar masyarakat, KSH, dan Bumantik untuk tetap menjaga daerahnya masing-masing guna menekan jumlah kasus DBD. Jangan sampai menimbulkan kejadian kematian.
“Program fogging dan 3M plus ini harus tetap dilakukan dan dijaga dengan baik. Karena di Surabaya ada 10 kecamatan dan kelurahan paling banyak kasus DBD-nya. Yakni Pakal, Benowo, Sambikerep, Tandes, Sawahan, Rungkut, Tambaksari, Wonokromo, Tenggilis, dan Kenjeran,” ungkap Akmarawita.
Karena itu, menurut dia, harus menjadi perhatian Pemkot Surabaya jangan sampai di 10 wilayah tersebut kasus DBD-nya meningkat lagi.
“Kita minta puskesmas terus berkoordinasi dengan KSH dan Bumantik. Ke sepuluh wilayah itu akan menjadi fokus kita bersama. Namun, kita juga tak mengesampingkan daerah-daerah lain. Yang jelas, tetap pertahankan kebersihan dan 3M plusnya, ” tegas dia.
Sementara Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengaku, bersyukur bahwa kasus DBD di Surabaya bisa dikendalikan dan tidak sampai melonjak seperti di wilayah kabupaten/kota lainnya di Jatim.
“Sampai akhir April kemarin kasus DBD memang ada peningkatan dibanding 2023 di periode yang sama. Tapi kenaikannya hanya 26 persen dan itu masih dirasa aman. Insya Allah aman.Jangan sampai terjadi KLB di Surabaya, ” tandas dia.
Meski demikian, kata dia, pihaknya tetap waspada dan menggerakkan masyarakat dan KSH untuk selalu melaksanakan pola hidup sehat dan lingkungan bersih. Selain itu, juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSM) secara mandiri di wilayahnya masing -masing. KBID-BE