
KAMPUNGBERITA.ID – Guna menekan biaya pengeluaran, para petani di Magetan, Jawa Timur mengganti konsumsi premium untuk mesin pompa air mereka dengan elpiji. Langkah ini dilakukan lantaran pada musim kemarau, air tidak serta merta mengali ke petak-petak sawah, namun harus dipompa terlebih dahulu.
Untuk memompa air, diperlukan waktu 7 jam yang menghabiskan 7 liter Premium. 1 liter Premium dibeli petani secara eceran dengan harga RP 8.500. Jadi, untuk 7 jam mengalirkan air ke petak sawah, seorang petani menghabiskan Rp 59.500.
“Kami kemudian mencari cara untuk menyiasati pengeluaran. Bagi kami, itu jumlah yang banyak. Kami bisa rugi, ndak nutut hasil panen,” ujar Loso, salah satu petani Kartoharjo, Magetan.
Warga kemudian mengaplikasikan hasil temuan seorang siswa lulusan SMKN Kartoharjo, Magetan. Penemuan itu adalah mengganti bahan bakar premium atau bensin dengan gas elpiji. Mulailah warga mempraktikkannya dan berhasil.
Namun tidak sembarang mesin pompa air bisa menggunakan bahan bakar gas elpiji, karena hanya jenis mesin pompa dengan ukuran 3 PK atau kecil yang bisa. Caranya adalah, untuk pancingan menyalakan mesin, tetap diperukan Premium sekitar 2 sendok makan yang cukup ditaruh pada karburator.
Jika mesin sudah menyala, tutup keran aliran bensin. Saat kran bensin sudah di tutup, pasang regulator gas elpiji dengan selang kecil yang langsung ditancapkan ke salurkan filter karburator. Saat bahan bahan bakar bensin yang ditutup kran sudah kering maka otomatis gas elpiji sudah langsung berfungsi.
Dengan penggunaan elpiji sebagai bahan bakar, para petani bisa menghemat banyak. 7 jam waktu memompa air, hanya menghabiskan 1 gas elpiji yang seharga Rp 20 ribu. Bandingkan dengan penggunaan premium yang menghabiskan biaya Rp 59.500..
“Sangat irit dengan gas elpiji dibanding dengan bensin. Soalnya waktu kemarau, kami memompa air dua hari sekali. Kalau ndak gitu rugi. Biaya tanam tidak nutut hasil panen,” jelas Loso.
Rupanya keberhasilan petani Kartoharjo menggunakan elpiji sebagai bahan bakar pompa air mulai ditiru desa lain. Selain petani di Kartoharjo, petani Desa Sukowidi, Pencol, Tanjung, dan Ngelang juga menggunakan elpiji untuk menggantikan bahan bakar premium. KBID-MGT