
KAMPUNGBERITA.ID – Konflik di internal DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya kian terbuka. Fakta adanya ketidakharmonisan antara para Anggota Fraksi PKB yang duduk di DPRD Surabaya dengan Pengurus DPC PKB Surabaya kian kentara pascahabisnya masa berlaku Kepengurusan DPC PKB pimpinan Syamsul Arifin.
Anggota Fraksi PKB yang juga Wakil Ketua DPRD Surabaya, Masduki Toha menyatakan tidak ingin berpolemik dengan pihak manapun agar partai tetap solid. Menurutnya, pihaknya hanya ingin bicara yang realistis saja.
“Faktanya kan kepengurusan DPC sudah domisioner sejak tanggal 21 Maret 2018 lalu, maka anggota Fraksi harus tetap bergerak, seperti yang kami lakukan saat ini, dasarnya perintah langsung dari DPW, jika nanti kepengurusan baru sudah terbentuk, maka fraksi sebagai kepanjangan partai kembali merujuk ke DPC,” ujar Masduki bersama sejumlah kader saat menjadi suporter pasangan calon Gus Ipul-Puti di acara Debat Publik II Pilgub Jatim 2018 yang diselenggarakan KPU Jatim di Gedung Dyandra Jl Basuki Rahmat, Surabaya, Selasa (8/5) malam.
Dia bahkan mempertanyakan peran eks pengurus DPC PKB Surabaya di tahapan Pilgub Jatim 2018 dalam mengemban amanah DPP yakni memberikan suport dan dukungan kepada pasangan calon nomer dua Gus Ipul-Puti.
“Faktanya saat ini, siapa yang menggerakkan massa, apa anda lihat ada pengurus eks DPC yang terlibat? datang saja tidak. Seluruh kader yang datang saat ini digerakkan oleh anggaota frkasi, bukan mereka. Bahkan seluruh APK kami yang biayai sendiri demi eksistensi partai di Surabaya,” tandasnya.
Menanggapi pernyataan Masduki, Eks Ketua DPC PKB Surabaya, Syamul Arifin menilai, apa yang dikatakan Masduki Toha hanya manis dibibir seperti sebelum-sebelumnya. ”Sisanya, pahit. Lima tahun kami mengawal PKB di Surabaya, mereka tidak pernah mikir partai, ngomong opo,” katanya.
Menurutnya, klaim Masduki yang menyatakan telah menggerakkan kader untuk menjadi suporter pasangan calon Gus Ipul-Puti di acara debat publik kedua Pilgub Jatim 2018 justru memancing persoalan baru.
“Kalau hanya datang ke acara debat, jangan klaim menggerakkan kader lah. Kalau hanya sekali launching jangan bilang menggerakan,” ucapnya.
”Jangan memancing yang enggak-enggak lah, lanjut Syamsul, kalau bicara soal masa depan partai, ya mestinya ayo duduk bareng dibicarakan bersama, jangan usik situasi yang kondusif ini, kami sudah lima tahun menjaga itu,” imbuhnya.
Menurutnya, Pak Masduki baru kemarin bicara soal itu. ”Mau mikir partai bagaimana? Selama jadi dewan periode sekarang ini, berapa kali ikut rapat di DPC? Begitu itu yang mikir partai,” tandasnya.
Menurut Cak Syamsul, sapaan akrab Syamsul Arifin-, niatan fraksi merujuk ke kepengurusan DPC yang sah dan berlaku, hanya ‘lip service’ belaka. Karena faktanya tidak pernah dilakukan selama periode kepemimpinannya.
“Dalam periode ini kemana selama ini, mana tanggung jawabnya kepada DPC, mestinya dia dan mereka anggota fraksi itu laporan kepada kami atas semua kegiatannya kepada masyarakat, termasuk pak Masduki yang duduk sebagai unsur pimpinan dewan,” kata dia.
Cak Syamsul menambahkan, pihaknya sama sekali tidak ada persoalan pribadi apapun dengan para anggota fraksi. “Sebenarnya kami dan seluruh pengurus yang lalu itu tidak ada persoalan, kami hanya bicara soal komitmen kita semua kepada partai, apa sumbangsihnya kepada partai, bukan secara personal tetapi secara lembaga,” pintanya.
Untuk itu, dia berharap DPW dan DPP segera menerbitkan SK difinitif untuk Kota Surabaya, namun dengan catatan tidak akan memunculkan persoalan di depan hari.
“Sepanjang tidak bertentangan dengan aturan internal partai maka siapapun yang dipecaya wajib didukung oleh semua pihak, setelahnya saya berharap tidak ada lagi klaim-klaiman dukungan lagi, karena semua juga bisa soal itu, termasuk saya yang telah didukung 24 PAC dengan bukti kongkrit,” katanya. KBID-NAK