KAMPUNGBERITA.ID-DPRD Kota Surabaya mencermati lambannya klaim asuransi kecelakaan. Sebab, kecepatan klaim asuransi sangat membantu masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas.
Euforia mudik Lebaran tahun ini, mengundang kekhawatiran Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony. Menurut dia, jalan yang begitu padat memancing masyarakat emosional sehingga kerap terjadi kecelakaan.
“Ini merupakan bentuk bencana yang perlu diantisipasi. Memang pihak kepolisian sudah mengantisipasi dengan seksama. Tapi biasanya masyarakat yang lolos dari pantauan, ada saja insiden itu (kecelakaan),” ujar AH Thony, Jumat (29/4/2022).
Dia menjelaskan, ketika terjadi kecelakaan, pemudik tentu perlu perawatan. Kendati begitu, Thony menyebut adakalanya terkendala dengan pembiayaan. Walau sebenarnya mereka dapat pertolongan insidentil, karena ada pos di rest area dan ada pertolongan pertama.
“Tetapi layanan masuk asuransi, sesuatu yang harus diklaim dan sebagainya itu, masih belum ada suatu perubahan. Ketika yang lain berubah, layanan makin cepat, tetapi untuk urusan Jasa Raharja belum berubah sama sekali sejak dulu sampai sekarang,” tegas politisi senior Partai Gerindra Surabaya ini.
Thony menilai, pelayanan masyarakat terkait klaim asuransi Jasa Raharja masih berbelit dan sulit. Karena itu, dia mendorong pihak rumah sakit, BPJS, kepolisian, dan Jasa Raharja dalam waktu dekat harus memperpendek jalur birokrasi klaim asuransi tersebut.
“Karena seringkali masyarakat begitu kecelakaan lalu lintas, masuk rumah sakit. Tapi terkait Jasa Raharja, rumah sakit biasanya mendorong untuk melaporkan ke kepolisian dulu,” ungkap Thony.
Ketika masyarakat harus masuk jalur umum, lanjut dia, harus membayar dengan biaya cukup mahal. Sedang kover BPJS nya tidak berlaku dulu.
Dari situ masyarakat yang kecelakaan, dikatakan Thony, kurang beruntung. Sebab mereka sering telantar tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Karena pembiayaan diminta diserahkan kepada masyarakat untuk mengkover dulu, setelah itu baru bisa diklaimkan.
“Kadang klaimnya pun tidak sukses. Masyarakat yang sudah MBR, kemudian tertimpa musibah, dia mencari hutangan. Setelah ada hutangan tidak ada penggantian, sehingga mempersulit,”ungkap Thony.
Untuk itu, dia meminta empat institusi, yakni rumah sakit, BPJS, kepolisian, dan Jasa Raharja melakukan koordinasi agar ada reformasi birokrasi. Dia menjelaskan, birokrasi kepengurusan klaim Asuransi Jiwasraya agar jadi lebih pendek, untuk meringankan masyarakat.
“Masyarakat jangan disuguhi dengan pemberitaan-pemberitaan asuransi yang Tidak memberikan pelayanan dengan baik. Kadang kalau pun melakukan klaim seringkali enggak bisa, gagal. Bahkan, ujung-ujungnya terkuak kasus korupsi di asuransi di mana-mana,” papar Thony.
Bagi dia, ini merupakan satu yang ironi. Untuk itu, dia mengimbau asuransi diminta memperbaiki citranya supaya masyarakat sadar asuransi.
Tidak hanya itu, asuransi juga didesak harus berbenah diri, sebab asuransi merupakan kebutuhan, membantu meringankan masyarakat. “Asuransi jangan memberikan beban persoalan, bahkan memupus harapan masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan di masa depan,” pungkas dia.KBID-BE