KAMPUNGBERITA.ID-Masyarakat sekarang sudah pintar dalam memilih calon wakil rakyatnya saat Pemilihan Legislatif (Pileg).Maka dari itu, jika seorang caleg ingin jadi, ya jauh hari sebelum masa kampanye sudah rajin blusukan ke masyarakat, menjaring apa yang jadi aspirasinya.
Hal ini disampaikan Caleg Partai Golkar Nomor Urut 4 Dapil 1 Surabaya (Kecamatan Tegalsari, Genteng, Gubeng, Simokerto, Bubutan, dan Krembangan), Hj. Pertiwi Ayu Krishna.
“Masyarakat sekarang sudah pintar dalam memilih wakil rakyatnya. Mereka tak bisa dipaksa-paksa, “ujar Pertiwi Ayu Krishna, Sabtu (20/1/2024).
Untuk melihat potensi suara pemilih, menurut dia, tidak hanya saat masa kampanye saja, tapi ketika yakin terpilih menjadi wakil rakyat, maka pasca pelantikan apapun harus berbuat sambil bekerja.Dari situ, lanjut dia, tahu persoalan yang dihadapi masyarakat secara langsung.
“Adapun kampanye hanya seremonial saja untuk lebih kepada mengingatkan kembali pemilih di dapil masing-masing, “kata dia.
Ayu yang merupakan caleg incumbent dari Partai Golkar ini menegaskan, kerja anggota dewan ya ke masyarakat. “Karena itu, fungsi DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat, ya semua kebijakan yang ada di Pemkot Surabaya yang ditelurkan oleh DPRD atau tidak harus sampai ke masyarakat,” ungkap dia.
Lebih jauh, Ayu yang juga anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya ini menilai masyarakat sekarang ini sudah pintar dalam menyikapi berbagai bantuan, terutama di tahun politik.
Apapun bantuan dari Pemkot Surabaya yang menggunakan anggaran APBD mereka tahu kalau itu bukan salah satu pendanaan caleg.
Untuk itu, Ayu yang juga Ketua Umum Persatuan Senam Indonesia (Persani) Kota Surabaya 2023-2027 ini menyarankan kepada semua kontestan agar berbuat baik kepada masyarakat. Untuk caleg incumbent, jangan selalu mengandalkan APBD untuk membantu masyarakat.
Terlebih saat ini pemilih pemula di segmen milenial, jelas dia, sudah pintar main dan membaca media sosial (medsos), sehingga tak bisa dibohongi dengan berita atau konten- konten hoaks.
“Anak-anak muda sekarang ini paham sekali mana-mana anggota dewan yang bekerja betul untuk masyarakatnya, dan mana yang hanya konten. Mereka sampai tanya ke saya kenapa bunda kok enggak pernah bikin konten, ya saya jawab jika saya lebih intens blusukan ke masyarakat,” tandas dia.
Selama blusukan, Ayu mengaku banyak menerima keluhan warga terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menggunakan sistem zonasi, mengingat setiap tahun ajaran baru banyak siswa yang tak bisa masuk sekolah negeri gegara tak terkover zona sekolah.
“Kalau saya lihat sekolah negeri di Surabaya ini sangat kurang. Makanya, pemkot harus banyak membangun sekolahan, baik SD maupun SMP. Bandingkan dengan DKI Jaya yang setiap wilayah ada sekolah negerinya, sehingga zonasi bisa berfungsi dengan baik,” beber dia.
Ayu yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya ini menambahkan, kebijakan lain harus digali untuk masyarakat, bukan untuk cari duit masing masing dinas.
“Masak kita (anggota dewan) harus teriak-teriak terus. Karena itu, dari pada Pemkot Surabaya kebanyakan acara seremonial, lebih baik bangunlah SD atau SMP negeri yang tersebar di semua wilayah kecamatan, sehingga warga pinggiran bisa menikmati sekolah negeri. Pemkot kan banyak memiliki aset yang bisa dimanfaatkan untuk membangun sekolah, ” pungkas dia. KBID-BE