KAMPUNGBERITA.ID – Tiga legenda hidup Persebaya berencana memberi dukungan kepada Persebaya langsung di Malang, pada final leg kedua Piala Presiden. Mereka adalah Uston Nawawi, Anang Ma’ruf dan Mursyid Effendi.
Tiga legenda hidup ini adalah barisan pemain Persebaya era 90-an. Ketiganya pernah membawa Persebaya juara dua kali kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Yaitu pada tahun 1997 dan 2004.
Uston mengaku ingin langsung hadir di Stadion Kanjuruhan, karena ada yang mengajak. “Ada sponsor yang diajak tiga orang legenda. Salah satunya saya,” ujarnya seperti dilansir Top Skor.
Uston mengatakan tidak akan menolak undangan tersebut. Namun dia belum tahu apakah dua rekannyaa Anang dan Mursyid juga bisa hadir nantinya. “Berangkatnya sama-sama dari kota. Kalau sendiri ya rawan,” bebernya.
Menurut Uston meski baru saja ditahan imbang 2-2 dikandang oleh Arema FC, Persebaya masih punya peluang untuk juara. Asalkan bisa menang meskipun skor tipis satu gol atau seri dengan skor lebih besar 3-3.
Uston sendiri mengakui hal tersebut berat. Tapi kata dia tidak ada yang mustahil dalam sepak bola. “Kuncinya adalah mental,” tegas mantan gelandang timnas senior ini.
Dia menjelaskan disitulah mental pemain Persebaya saat ini akan diuji. Apakah bakal mampu bermain bagus dan justru bisa menekan lawan meskipun tidak berlaga di kandang atau malah justru sebaliknya.
Selama berkarir di dunia professional Uston mengatakan memang Persebaya tidak pernah menang jika main di Malang. Maksimal hasilnya adalah seri. “Tapi siapa tahu sejarah bisa berubah nanti,” harapnya.
Soal, Persebaya yang kecolongan seri di kandang Uston mewajarkan hal itu. Karena Persebaya dianggap baru saja bertanding melawan tim berat yaitu Madura United. Dan selisih pertandingan berikutnya hanya dua hari.
“Arema FC punya waktu recovery lebih lama. Mereka diuntungkan adanya waktu recovery satu hari lebih lama. Sementara Persebaya mepet dua hari. Apalagi baru saja habis-habisan melawan Madura United,” jelasnya.
Uston menambahkan jika dari sisi materi pemain dia menganggap Persebaya dan Arema FC berimbang. Di dua kubu banyak diisi oleh pemain berpengalaman dan juga berkualitas. “Tapi yang bakal menjadi pembeda adalah mental,” imbuhnya. KBID-DJI