
KAMPUNGBERITA.ID-Pemkot Surabaya akan meningkatkan secara signifikan jumlah penerima beasiswa Pemuda Tangguh pada 2026. Awalnya, kuota hanya 5.500, tapi kini melonjak menjadi 23.820 mahasiswa. Total anggaran yang siap digelontorkan sebesar Rp 190 miliar.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Zuhrotul Mar’ah, menyampaikan meningkatnya kuota penerimaan manfaat beasiswa Pemuda Tangguh ini merupakan bentuk komitmen Pemkot Surabaya dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Untuk 2026 nanti, kuota penerima beasiswa naik dari 5.500 menjadi 23.820 dan itu nanti juga bisa diakses untuk mahasiswa dari universitas swasta yang ada di Surabaya. Kalau dulu (2025) kan hanya dari universitas negeri saja,” ujar Zuhrotul usai pembahasan RAPBD 2026 bersama Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya di ruang Komisi D, Kamis (23/10/2025).
Menurut dia,
Ini merupakan langkah besar untuk memastikan pendidikan tinggi bisa diakses lebih merata oleh warga Surabaya. Adapun mahasiswa yang bisa mendapatkan manfaat dari program beasiswa Pemuda Tangguh ini adalah mahasiswa
dari keluarga berpenghasilan rendah, khususnya kategori desil satu dan desil dua, pra miskin dan miskin. Mereka harus melampirkan surat keterangan penghasilan dari kelurahan untuk persyaratan mendapatkan beasiswa tersebut.
“Jadi kalau penghasilan keluarganya kurang dari atau di bawah UMR (Upah Minimum Regional) bisa mengajukan beasiswa Pemuda Tangguh, ini terkait dengan visi misi Wali Kota Surabaya yang menginginkan ‘Satu Keluarga Satu Sarjana’ (SKSS),”ungkap dia.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, beasiswa kepada Pemuda Tangguh ini diharapkan ikut mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya dan melahirkan generasi muda yang tangguh serta berdaya saing.
Lebih jauh, Zuhrotul menegaskan, untuk beasiswa Pemuda Tangguh ini, Pemkot Surabaya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp190 miliar lebih untuk mendukung program tersebut.
Sementara dalam skema terbaru bantuan pendidikan 2026, lanjut Zuhrotul, besaran tunjangan transportasi atau uang saku bagi penerima beasiswa disesuaikan dari Rp 500.000 menjadi Rp 300.000 per mahasiswa per bula, “Prinsipnya, kita ingin memperluas jangkauan penerima manfaat. Sehingga menurunkan nominal bantuan per bulan tadi, disesuaikan agar lebih banyak mahasiswa yang bisa merasakan manfaatnya,” ujar Zuhrotul.
Kebijakan baru ini akan berlaku mulai 2026 atau bagi mahasiswa yang mulai menerima bantuan pada periode Oktober 2025.
Sementara itu, penerima lama sekitar 3.500 mahasiswa tetap akan menerima bantuan Rp 500.000 per bulan sesuai Peraturan Wali Kota (Perwali) sebelumnya. “Nanti kita bisa evaluasi juga di dalam perjalanannya.Kalau memang nominal itu dinilai kurang, Insyaallah nanti akan kami usulkan untuk dinaikkan anggarannya, “tandas dia.
Beasiswa ini diberikan hanya kepada mahasiswa aktif minimal semester 1. Adapun calon mahasiswa baru dari SMA sederajat diarahkan melalui program KIP Kuliah dari Pemerintah Pusat.
Sementara Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah, membenarkan peningkatan drastis jumlah penerima beasiswa tersebut. “Kalau sebelumnya hanya sekitar 5.500 penerima, sekarang naik signifikan menjadi 23.820 mahasiswa yang akan diterima Pemkot Surabaya lewat bantuan pendidikan 2026. Ini peningkatan yang luar biasa,” ungkap Hidayat.
Dia menjelaskan, total anggaran sekitar Rp190 miliar itu akan digunakan untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan memberikan tunjangan transportasi Rp 300.000 per mahasiswa per bulan.
“Kalau dulu bantuan transportasinya Rp 500.000, sekarang jadi Rp 300.000. Ini karena penyesuaian anggaran saja, bukan pengurangan kuota,” tegas dia.
Hidayat menambahkan, seleksi penerima beasiswa dilakukan melalui kerja sama dengan sekitar 15 kampus negeri. Untuk itu, nanti swasta akan dicek MoU-nya. “Untuk kampus swasta, kita masih melakukan penyesuaian MoU-nya,” tambah dia.
Menurut Hidayat, Pemkot Surabaya berharap, peningkatan kuota beasiswa ini dapat membantu meringankan beban biaya kuliah warga dan memperluas kesempatan pendidikan tinggi.
“Yang pasti kita berharap masyarakat benar-benar memanfaatkan program ini. Tujuannya agar beban orang tua bisa lebih ringan dan anak-anak Surabaya bisa kuliah hingga sarjana,” pungkas Hidayat. KBID-BE
