
KAMPUNGBERITA.ID-Kota Surabaya kekurangan guru di sejumlah sekolah negeri, terutama guru kelas, guru agama, dan guru pendamping khusus (GPK). Karena itu, pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik akan menjadi fokus utama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya pada 2026.
Hal ini disampaikan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh usai rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Kota Surabaya membahas RAPBD 2026, Senin (20/10/2025).
Dia mengatakan, pihaknya telah mengusulkan kebutuhan tambahan guru tersebut ke Pemerintah Pusat agar dapat menjadi prioritas dalam rekrutmen tahun mendatang.
“Kami sudah usulkan. Ya, harapan kami ini nanti bisa jadi prioritas karena guru adalah ujung tombak pendidikan. Yang paling dibutuhkan saat ini guru kelas, guru agama, dan GPK,” ujar dia.
Selain sekolah negeri, lanjut dia, Dinas Pendidikan juga mencermati kondisi sekolah swasta yang turut terdampak ketimpangan jumlah tenaga pengajar. “Pemkot Surabaya akan memastikan sekolah swasta tetap mendapat perhatian dan dukungan agar kualitasnya tidak tertinggal. Jadi, bantuannya akan disesuaikan agar perkembangan antara sekolah negeri dan swasta bisa seimbang,” ungkap dia.
Lebih jauh, Yusuf menyebut keberadaan sekolah swasta merupakan bagian penting dari ekosistem pendidikan di Surabaya. Untuk itu, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara penambahan sekolah negeri dan keberlanjutan sekolah swasta.
“Ya, jika nambah sekolah negeri terus, kasihan sekolah swasta juga. Ini nanti jadi pertimbangan khusus, seperti saran teman-teman Komisi D. Harus imbang,” tandas dia.
Sementara anggaran fungsi pendidikan Surabaya 2026 dipastikan mengalami kenaikan, meski tidak signifikan. Tambahan anggaran itu diarahkan untuk memperkuat program peningkatan kualitas guru dan dukungan sarana pendidikan. “Meski tidak signifikan, tapi anggarannya tetap naik. Hanya saja, program intervensinya tetap sama seperti tahun kemarin,”tandas dia.
Apa langkah Dinas Pendidikan untuk menutup kekurangan guru dalam jangka pendek, Yusuf menegaskan, pihaknya akan menjalankan program “Surabaya Mengajar”, hasil kolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi seperti Unesa, Uinsa, Unusa, dan perguruan tinggi Muhammadiyah.
Melalui program ini, mahasiswa semester akhir dan peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk membantu proses belajar mengajar selama satu semester.
“Program Surabaya Mengajar ini sangat membantu. Kami kerja sama dengan universitas untuk mengisi kekosongan guru di lapangan,” tutur dia.
Dengan adanya program ini, Yusuf berharap kombinasi antara rekrutmen baru dan kolaborasi dengan kampus mampu menjaga mutu pendidikan di Surabaya tetap merata, baik di sekolah negeri maupun swasta.“Yang penting, kualitas pendidikan di Surabaya tetap merata. Kami ingin semua sekolah, baik negeri maupun swasta, bisa berkembang bersama,” pungkas dia. KBID-BE
