
KAMPUNGBERITA.ID-Kantor Trans7 Biro Jatim di Jalan Yos Sudarso, Kamis (16/10/2025) sore, disegel massa dari GP Ansor, Banser, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Pagar Nusa Surabaya
yang memprotes keras tayangan Program Xpose Uncensored Trans7 yang dinilai mendiskreditkan kiai dan lembaga pesantren.
Menariknya, tiga anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya KH Muhaimin (Fraksi PPP), Muhammad Syaifudin (Fraksi Demokrat), dan Tubagus Amin (Fraksi PKB) ikut berbaur bersama pendemo menyuarakan keprihatinannya atas framing Trans7 yang dinilai telah merobek hati para santri. “Saya merasa prihatin dan hati saya ini robek. Kiai sepuh saya dihina, diremehkan, direndahkan. Kalau nama santri dan kiai direndahkan seperti itu, sakit hati saya ini,”tegas KH Muhaimin.
KH Muhaimin yang juga Ketua DPC PPP Kota Surabaya ini menyebut dirinya telah menyuarakan protes di berbagai forum, termasuk di lingkungan DPRD Kota Surabaya. “Apa yang dilakukan Trans7 ini benar-benar biadab bagi kami sebagai santri dan warga Surabaya,” tandas dia.
Sementara, Jazuli dalam orasinya menyatakan yang berani melecehkan kiai hanya PKI dan HTI saja. “Apalagi menyinggung KH Anwar Mansyur. Beliau ini adalah Rais Syuriah,”tegas dia.
Koordinator aksi, Assyiqun menegaskan, penyegelan terpaksa dilakukan karena tuntutan massa tidak diindahkan. Menurut dia, ada dua tuntutan utama massa. Pertama, meminta agar CEO atau pemilik Trans7 sowan ke Ponpes Lirboyo. Kedua, mereka menuntut boikot terhadap Trans7 di Jawa Timur sebagai bentuk tekanan agar kasus tidak dianggap remeh. “Tayangan Trans7 itu tidak hanya melukai masyarakat Jatim yang mayoritas NU, tapi juga seluruh ponpes di Indonesia,” tandas dia.
Terpisah Badan Siber Ansor Jatim melalui M. Mahdi Kherid memberikan kritikan tajam kepada Trans7. Setelah melakukan pelaporan resmi di Polda Jat, Mahdi Kherid menyampaikan pandangan ideologis atas kejadian penistaan kepada pesantren tersebut.
“Kita pantau isu dalam sosial media beberapa waktu terakhir. Ada skenario isu yang sedang dijalankan dengan tone yang sama yaitu menyerang pesantren atau bahasa kejamnya upaya pembunuhan karakter melalui operasi isu kepada pesantren,”beber dia.
Menurut Mahdi, lembaga pesantren telah menjadi target utama operasi isu yang dua bulan belakangan ini gencar dilakukan melalui media sosial (medsos). “Kasus Trans7 ini jangan dimaknai sederhana, jika kita baca trend isu ini bagian besar dari operasi semacam
Mockingbird yang menghabisi citra lembaga pesantren,” tegas dia.
Dia menambahkan, dalam sejarahnya pesantren telah tumbuh menjadi produsen manusia Indonesia yang nasionalis, yang menghargai budaya dan menjunjung tinggi NKRI. “Jadi operasi ini bukan operasi sederhana, tapi sistematis melumpuhkan salah satu benteng kebangsaan kita,” tutur dia.
Badan Siber Ansor Jatim, lanjut dia, mencermati pola operasi isu selama ini dilakukan oleh akun-akun buzzer. Karena itu, ketika media besar seperti Trans7 ikut menjadi bagian di dalamnya dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipandangnya berada pada level yang sangat serius. KBID-BE
