KampungBerita.id
Headline Kampung Gaya Teranyar

Cuaca Panas Terik, Ternyata Matahari Persis Berada di Atas Indonesia

KAMPUNGBERITA.ID – Cuaca panas terik yang terjadi di Surabaya dalam beberapa hari terakhir juga dialami hampir seluruh wilayah Indonesia bagian khatulistiwa, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di 20 stasiun cuaca dan iklim, suhu di berbagai wilayah Indonesia berkisar antara 34 hingga 37,5 derajat Celsius.

Menurut data BMKG tersebut, tampak bahwa suhu di wilayah selatan khatulistiwa tinggi. Misalnya dari pantauan Stasiun Meteorologi Jatiwangi di Majalengka, suhu mencapai 37,4 derajat Celsius. Sementara itu, di stasiun meteorologi Gewayantana, Nusa Tenggara, suhu mencapai 35,2 derajat Celsius.

Di Jakarta menurut pantauan stasiun meteorologi Kemayoran, suhunya 34,2 derajat Celsius. Meski banyak orang di media sosial mengeluhkan panas luar biasa, dalam pantauan BMKG panas yang dirasakan masih normal.
“Masih dalam kisaran normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis 30 tahun,” kata Hary Djatmiko, Kepala Humas BMKG.

Hary menerangkan, panas yang dirasakan sebenarnya umum terjadi pada masa pancaroba. Saat ini, Indonesia tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumpulan awan hujan sedang aktif.
Panas yang dirasakan sendiri terjadi karena pengaruh dua faktor, yakni posisi matahari dan kelembaban udara. Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.

Aliran massa udara dingin dan kering dari Australia membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.

Jadi, katanya, panas, gerah, dan terik yang dirasakan bukan hanya faktor suhu semata tetapi juga soal posisi matahari dan kelembaban udara.

Posisi matahari yang berada di atas Indonesia menyebabkan radiasi panasnya lebih banyak diterima. Tak heran jika pada siang hari, kulit terasa seperti terbakar.

Paparan sinar matahari secara berlebih bisa menyebabkan kerusakan pada kulit. Dilansir Tribunnews, menurut Australian Cancer Council tahun 2011, jangan terlalu sering menerima paparan sinar radiasi ultraviolet secara berlebih hal itu dapat menyebabkan sel-sel tubuh jadi rusak.KBID-NAK

Related posts

PKS Surabaya Ucapkan Selamat Harlah 1 Abad NU

RedaksiKBID

Tekan Angka Kecelakaan, Polresta Sidoarjo Gelar Lomba Gatur Lantas Tingkat SMA/SMK

RedaksiKBID

FK3JT Desak Jokowi Reshuffle Khofifah, ForJatim: Tidak Relevan

RedaksiKBID