
KAMPUNGBERITA.ID – Bangunan rumah warga dan lantai rumah di RT 11 RW 03 Dusun Pologunting, Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo mengalami retak-retak. Posisi permukiman warga tersebut hanya berjarak sekitar 100 meter dari tanggul lumpur Lapindo yang mengalami penurunan (ambles)
Aman, warga RT 11 mengungkapkan, ketika peristiwa amblesnya tanggul terdengar suara gemuruh. Saat ini, ia beserta keluarga dan warga sekitar tanggul mulai bersiap untuk mengungsi ke rumah saudaranya. ” cetus Aman
“Ini saya bersiap-siap untuk mengungsi Mas. Sebagian barang berharga saya masukkan ke dalam karung putih,” kata Aman ditemui di rumahnya.
Hal tersebut juga dialami oleh Husaeni (40) dan Khusnul, (60 ) warga RT 11 Dusun Pologunting, Kelurahan Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo. Saat ini keduanya mengaku sudah mengemasi barang-barang berharganya untuk diungsikan ke rumah yang ada di RT 12.
“Semalam saya tidur di rumah RT 12. Saya kawatir nanti tiba-tiba ambrol lagi makanya saya mengungsi dengan anak saya,” aku ibu kandung dari Husaeni tersebut.
Hal senada dialami Mustofa warga yang dinding rumahnya dan lantai juga mengalami retak-retak. Dia beralasan jika keadaan tersebut sebetulnya sudah lama terjadi. Namun, ketika peristiwa amblesnya tanggul ia menyebut ada dinding dan lantai mengalami keretakan lagi.
“Sudah sejak lama lantai dan dinding saya retak-retak. Tapi ini muncul retakan baru di lantai rumah saya pas tanggul ambles,” ujar Mustofa sembari menunjukkan dinding dan lantai rumahnya yang retak tersebut.
Sejak Sabtu, (06/10), pihak PPLS (Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo) sudah melakukan proses pengurangan debit air di tanggul 67. Hal itu diungkapkan Hengki Listria Adi humas PPLS saat dilokasi tanggul yang ambles.
“Sementara air akan kita buang ke tanggul sisi selatan (tanggul titik 68, red) dengan cara membuka saluran baru. Jika debit air sudah berkurang nanti akan dilakukan peningkatan tanggul,” ujarnya, Sabtu (06/10)
Lebih jauh Hengki menjelaskan, proses pembuatan tanggul kecil yang dilakukan kemarin Jumat (05/10) malam sudah selesai. Tanggul tersebut, imbuh Hengki, berfungsi sementara untuk menahan aliran air atau lumpur yang mengarah ke permukiman warga.
“Sementara kita buat tanggul diluar tanggul utama. Selanjutnya, kita akan tinggikan tanggul yang mengalami penurunan dengan penambahan material baru,” jlentrenya Sabtu, (06/10).
Pihaknya juga berharap kepada warga masyarakat tidak usah terlalu kawatir. Menurutnya, pekerja PPLS akan mengoptimalkan tenaga dan waktu yang ada untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tanggul Lumpur Lapindo di titik 67 mengalami penurunan (ambles) pada Jumat (05/10) sekitar pukul 12.30 wib.
Warga masyarakat resah atas peristiwa tersebut. Selanjutnya mendesak pihak PPLS segera melakukan tindakan agar lumpur disertai air tidak sampai meluber ke permukiman warga yang berjarak sekitar 100 meter dari tanggul utama.” pungkasnya.KBID-TUR