
KAMPUNGBERITA.ID-Warga Perumahan Wisma Tengger, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya,
mendatangi pabrik peleburan emas milik PT Suka Jadi Logam (SJL), Senin (13/10/2025) malam. Ini karena perusahaan
tersebut diduga akan memasukkan mesin berukuran besar dengan forklift ke dalam area pabrik.
Ketua RW VI Kelurahan Kandangan, Teguh Pudjo Warsito menyampaikan, bahwa situasi lingkungan permukiman warga belakangan ini menjadi tidak kondusif akibat aktivitas pabrik peleburan emas tersebut. Dia menyebut, sebelumnya beredar kabar bahwa pabrik akan dipindahkan, namun justru warga melihat mesin baru dan alat berat didatangkan.
“Warga kami bingung, katanya pabrik mau pindah, tapi kok malah bawa mesin besar dan forklift. Akhirnya warga menolak truk untuk menurunkan mesin itu,” ujar Teguh.
Dia pihaknya menyesalkan tindakan PT SJL, terlebih mesin yang dibawa diduga berbobot hingga tiga ton. Teguh menegaskan, kawasan tempat tinggal mereka bukan wilayah industri, dan terkait perizinan, sepenuhnya diserahkan kepada Pemkot Surabaya.
Lebih jauh, Teguh mengatakan, keluhan warga sudah disampaikan melalui audiensi bersama Komisi B dan C DPRD Kota Surabaya. Sebagai bentuk antisipasi agar situasi tidak semakin memanas, warga bahkan mendirikan Pos Pantau Limbah B3. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya tindakan anarkis yang bisa dipicu oleh provokasi pihak ketiga.
“Kami khawatir jika suasana makin tidak kondusif, akan muncul tindakan-tindakan tak diinginkan seperti kerusuhan atau pembakaran. Kalau sudah seperti itu, warga kami yang justru bisa jadi korban,”jelas dia.
Teguh juga mengingatkan, bahwa selama ini warga selalu mengikuti prosedur yang berlaku. Namun jika keluhan terus diabaikan, dan warga sampai kehilangan kesabaran, dirinya mengaku tidak sanggup lagi menahan gejolak di tengah masyarakat.

Sebelumnya, warga juga sudah melakukan aksi protes terhadap aktivitas pabrik PT SJL karena munculnya bau menyengat dari proses peleburan emas. Asap dari cerobong yang mengandung merkuri diduga mencemari lingkungan dan berdampak pada kualitas udara di permukiman. Kondisi ini mulai dirasakan sejak November 2024 dan memunculkan kekhawatiran terhadap kesehatan warga, termasuk para siswa di SDN Kandangan III yang letaknya berdekatan dengan pabrik.
Hingga berita ini ditayangkan, Direktur PT SJL, Erika belum bisa dikonfirmasi, terkait kedatangan truk yang mengangkut peralatan berat tersebut.KBID-BE