KAMPUNGBERITA.ID – Tak hanya dari berbagai kalangan di Indonesia, kecaman juga datang dari Vatikan. Menjelang akhir doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu 13 Mei 2018, Paus Fransiskus berdoa untuk korban ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Paus menyebut bahwa “masyarakat Indonesia terkasih,” terutama umat Kristiani di kota Surabaya, terasa
“sangat dekat” dengan dirinya menyusul aksi teror di tiga gereja.
“Bersama-sama, mari kita memohon kepada Tuhan untuk diakhirinya aksi kekerasan ini. Mari kita doakan agar hati semua orang diisi bukan dengan kebencian dan kekerasan, tapi rekonsiliasi dan persaudaraan,” ujar Fransiskus, seperti dikutip Vaticannews.va.
Sementara Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi pascaserangan teroris di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.
Meski menimbulkan kesedihan bahkan amarah, uskup meminta masyarakat tenang dalam menyikapi terorisme sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
“Kita percaya karena sejak merdeka bangsa kita sudah dihadang dengan berbagai tantangan, dan semua bisa diatasi. Kita percaya tidak hanya pada kekuatan kita sendiri tetapi pada kekuatan Tuhan yang menyelenggarakan kehidupan itu sendiri,” ujar Uskup Suharyo saat ditemui wartawan usai memimpin misa di Katedral Jakarta, Minggu malam.
Salah satu cara yang dianjurkan uskup untuk menghindari provokasi adalah menggunakan media sosial dengan bijak dan cerdas, dengan tidak menyebarkan berita-berita yang tidak jelas ujung pangkalnya.
“Pada hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Harapan pimpinan Gereja Katolik Paus Fransiskus adalah tolak berita palsu, mari kita rawat persatuan dan jurnalisme damai,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Setara Institute Hendardi juga mengimbau masyarakat agar tidak terpecah oleh upaya provokasi dengan kekerasan yang menyasar tempat-tempat ibadah.
“Tunjukkan bahwa masyarakat tidak takut dan mampu bergandeng tangan mengatasi aksi intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia juga mengingatkan bahwa aksi bela sungkawa tidak perlu ditunjukkan dengan menyebar gambar, video, dan material lain yang justru menyebarluaskan pesan ketakutan semakin meluas, sebagaimana yang dikehendaki oleh setiap aksi kekerasan.KBID-VAT