
KAMPUNGBERITA.ID-Disela-sela reses di RW 9, Kelurahan Banyu Urip, Kecamatan Sawahan, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Reni Astuti melaunching “Rumah Aspirasi”, Selasa (17/5/2022) malam
Menurut dia, Rumah Aspirasi ini nantinya difungsikan untuk menampung aspirasi atau keluhan warga. Dengan begitu, akan semakin mendekatkan warga dengan wakil rakyatnya yang ada di Gedung DPRD Kota Surabaya.
Misalnya, ada warga karena kesibukannya tak bisa bertemu dirinya langsung atau mungkin mau ke gedung dewan terlalu lama, maka warga bisa menyampaikan aspirasinya di Rumah Aspirasi ini. Apalagi, Lanjut Reni, dirinya akan menugaskan stafnya untuk menyampaikan
“Karena prinsip wakil rakyat adalah menampung aspirasi dan melayani rakyat. Karena itu saya ambil tagline #SayangiRakyat. Sayang rakyat itu melebihi dari melayani. Pokoknya menyayangi lah. Tahu sendiri orang sayang itu seperti apa,”ungkap Reni.
Politisi perempuan yang rajin blusukan ini mengaku, tak bisa terus menerus berada di Rumah Aspirasi yang bersebelahan dengan Balai RT 13, RW 9 Kelurahan Banyu Urip tersebut. Namun Reni berjanji sekali waktu akan hadir untuk bertemu dan menyapa warga, tidak hanya waktu reses saja.
Karena itu, lanjut dia, siapapun dan dari wilayah manapun, tidak hanya dari Banyu Urip (Kecamatan Sawahan) saja, kecamatan-kecamatan lain yang mau ke sini, dipersilakan.
Apalagi, Rumah Aspirasi yang didesain seperti warkop ini cukup nyaman untuk cangkrukan.
“Jadi, Rumah Aspirasi ini punya fungsi pemberdayaan ekonomi. Mau ada kegiatan anak muda atau ibu-ibu untuk kegiatan parenting (keorangtuaan) bisa dilaksanakan di sini. Dari sini saya tadi bilang akan melahirkan kebaikan untuk Surabaya,”tegas.
Reni menambahkan,
kalau bicara soal pengaduan warga, dirinya tidak membatasi.
“Ya bisa lewat sosmed (sosial media) saya, bisa langsung ke gedung dewan, atau bisa lewat WhatsApp (WA).
Lantas sosialisasi keberadaan Rumah Sosialisasi ke warga bagaimana? Ketua RW 9, Tri Kusnanto menyatakan, inovasi Bu Reni soal pendirian Rumah Aspirasi ini sangat berarti buat warga Banyu Urip. “Kami akan dukung dan kelola tempat ini sebaik mungkin. Nantinya akan banyak kegiatan warga di sini, sekalian mensosialisasikan keberadaan Rumah Aspirasi ini, ” kata dia.
Tri Kusnanto salut dengan sepak terjang Reni Astuti yang banyak berinovasi dan melahirkan ide-ide baru untuk melayani warga. “Kami sangat mengapresiasi kinerja Bu Reni. Kami atas nama warga Banyu Urip mengucapkan terima kasih. Apalagi, dalam membantu dan melayani warga, Bu Reni tidak melihat benderanya. Contoh warga saya sendiri dari bendera lain yang tak bisa menyampaikan aspirasinya ketika anaknya kena demam berdarah. Tapi Alhamdullilah berkat Bu Reni bisa teratasi, ” pungkas dia.
Keluhan Warga
Sementarar eses keempat di Kelurahan Banyuurip Selasa (17/5/2022), malam, Reni Astuti disambati sejumlah permasalahan. Di antaranya, soal kesulitan warga meminta surat rujukan dari Puskesmas untuk berobat ke rumah sakit, dan beban Kader Surabaya Hebat yang semakin berat sehingga banyak kader yang ingin mundur.
Ketua RT 12, Sabar mengatakan, warga banyak yang mengeluh ketika berobat beberapa kali di puskesmas tak sembuh, namun ketika minta rujukan untuk berobat ke rumah sakit, kok dipersulit.
“Ini dialami keluarga saya, bahkan sampai tiga kali. Tapi ketika berobat mandiri dan ke lab bayar Rp 500 ribu serta dapat surat pengantar, baru puskesmas memberikan surat rujukan. Bagaimana sikap BPJS Kesehatan untuk faskesnya seperti ini. Biar pelayanan kesehatan masyarakat gak sia-sia, ” ujar dia.
Sementara, Ajeng, Kader Surabaya Hebat, jika anggotanya banyak yang mengeluh dan ingin mundur. Ini karena beban kerjanya cukup berat.
“Kita ini hanya membantu bukan pegawai pemkot. Tapi kerjanya ngalah-ngalahi pemkot. Tugas kader lebih berat dan sekarang tak bisa nyambi lagi. Kita ini kan masih punya keluarga yang harus diurus.Banyak kader yang ingin mundur, tapi saya suruh untuk bersabar dulu,” jelas dia.
Menanggapi ini, Reni Astuti menjelaskan, setiap reses dirinya selalu menyampaikan jika Pemkot Surabaya memiliki program-program yang bagus di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. “Implementasinya di lapangan seperti apa, apakah berjalan baik, ada banyak kendala atau masih banyak permasalahan. Dari reses inilah kita akan tahu,” jelas dia.
Di antaranya tadi, lanjut Reni, ada pengaduan terkait kesehatan. Dimana konsep kerja Kader Surabaya Hebat dipertanyakan lagi. “Sebenarnya konsep Kader Surabaya Hebat ini cukup bagus. Ini harus dicek lagi oleh Pemkot Surabaya sampai tataran di tingkat paling bawah itu implementasinya seperti apa.
Sehingga mengubah konsep dari Kader Kesehatan menjadi Kader Surabaya Hebat ini tidak menimbulkan masalah baru, ” tandas dia.
Prinsipnya, lanjut dia, ibu-ibu Kader Surabaya Hebat tetap disupport untuk melayani masyarakat dengan sebaik baiknya.
Terkait keluhan warga yang kesulitan minta rujukan dari puskesmas untuk berobat ke rumah sakit, Reni menegaskan, kasus ini nanti akan disampaikan ke pemkot. Ini problemnya di mana, apakah di puskesmasnya atau BPJS-nya?
” Ini akan kita cek dulu. Tapi sebenarnya kalau bicara layanan kesehatan, Wali Kota Eri Cahyadi sendiri kemarin kan keliling dan memastikan bahwa layanan kesehatan mulai dari puskesmas harus cepat, harus mudah dan ada rujukan online. Secara konsep ini cukup bagus, ” tandas dia.
Karena itu, Reni mengajak teman-teman di puskesmas, tak hanya kepala puskesmas tapi juga staf, untuk memberi layanan terbaik bagi masyarakat. “Intinya masyarakat ini tak mau ke rumah sakit, maunya sembuh.Kalau ke puskesmas saja bisa sembuh, ya Alhamdulillah. Tapi kalau tak sembuh-sembuh dan minta rujukan ke rumah sakit, ya jangan dipersulit, ” pungkas dia. KBID-BE