KampungBerita.id
Kampung Raya Lakone Peristiwa Surabaya Teranyar

Stunting di Surabaya Turun Signifikan, Reni Astuti: Terima Kasih Kader Surabaya Hebat

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap anak -anak mengapresiasi kinerja Kader Surabaya Hebat, sehingga angka stunting di Surabaya turun.@KBID-2023.

KAMPUNGBERITA.ID-Penurunan angka stunting yang cukup signifikan di Kota Surabaya pada 2022, tidak bisa lepas dari peran maupun andil dari para Kader Surabaya Hebat (KSH).

Karena itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti memberikan apresiasi kepada Kader Surabaya Hebat (KSH).

Apresiasi itu disampaikan Reni Astuti saat menggelar jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) atau reses bersama KSH se-Kelurahan Wonokromo dan KSH se-Kecamatan Sukomanunggal di Balai RW setempat pada Jumat (27/1/2023).

“Saya mengucapkan terima kasih pada ibu-ibu semua Kader Surabaya Hebat yang turut menurunkan angka stunting di Surabaya. Kader Surabaya hebat memang perempuan-perempuan hebat,” ucapnya bangga.

Berdasarkan data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi angka stunting di Kota Surabaya menurun signifikan. Pada 2021, prevalensinya mencapai 28,9 persen (6.722 balita), sementara pada 2022 signifikan menurun hingga ke angka 4,8 persen (923 balita).

“Angka stunting di Kota Surabaya saat itu (2021) masih cukup tinggi dan rangkingnya itu kita masih belum terendah. Yang terendah waktu itu adalah (Kota) Mojokerto,” beber dia.

Kini, lanjut Reni Astuti, angka
prevalensi stunting di Surabaya merupakan terendah se-kabupaten/kota, bahkan se-Indonesia.

“Alhamdulillah, tentu upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya , pak Wali Kota, ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, camat, lurah, dibantu oleh Kader Surabaya Hebat sing gak akeh maneh, tapi wuakeh menyebar sak Suroboyo,” ungkap dia tersenyum.

Politisi PKS ini menambahkan, bahwa dengan semakin membaik tren penurunan stunting di Kota Surabaya dari 28,9 persen turun menjadi 4,8 persen, dirinya optimistis bila pada tahun-tahun mendatang bukan tidak mungkin Kota Surabaya bakal zero stunting baru.

“Harapannya pada 2023 tidak ada lagi stunting baru, zero stunting baru, atau kondisi seorang ibu hamil, melahirkan itu tidak punya potensi stunting, beratnya mencukupi, tingginya mencukupi dan sehat,”tandas Reni Astuti.

Tokoh perempuan yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap anak-anak dan kesejahteraan rakyat itu pun menyatakan penanganan stunting penting sebab menyangkut tema APBD 2023 utamanya terkait peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM).

“Semoga saja dengan anak-anak yang ada di posyandu bersama ibu-ibu KSH di sini, itu anak-anak kita, generasi kita ke depan, generasi Surabaya nantinya menjadi anak-anak yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” tandas dia.

Selain itu, Reni Astuti juga menyikapi kabar baik penanganan stunting di Kota Surabaya dengan tetap mengawal keberlanjutan upaya berikutnya. Terlebih mendorong dinas terkait untuk menelusuri lebih jauh angka stunting di Kota Surabaya.

“Saya akan tetap mendorong kepada Dinas Kesehatan Surabaya untuk menganalisis penurunan angka stunting ini. Apakah karena usianya tidak lima tahun sehingga tidak dihitung, ataukah memang ada kenaikan tinggi badan di bawah usia lima tahun berkat intervensi pemkot?,” cermat Reni Astuti.

Di sisi lain, dia juga meminta supaya kelurahan atau wilayah yang secara angka stunting berhasil menurunkan jumlah dengan drastis agar mendapat apresiasi dari kepala daerah.

Tolong pak Wali, sing kelurahane angka stuntingnya mudun paling akeh yo kasih apresiasi lah, paling gak disambangi,” pungkas dia. KBID-BE

Related posts

Salat Tarawih di Musala An Nur, Khofifah Ditangisi Jemaah

RedaksiKBID

Seleksi 4 Cabor, Kontingen Jatim Incar Juara Umum Porseni NU 2023 di Solo

RedaksiKBID

Distop Lantaran Kasus Korupsi, Dewan Desak Pemkot Segera Realisasikan Dana Jasmas

RedaksiKBID