KAMPUNGBERITA.ID-Citra Kota Surabaya sebagai ‘Kota Layak Anak’ sedikit tercederai oleh kejadian hilangnya handphone (HP) milik anak salah seorang anggota DPRD Kota Surabaya di Galaxy Mal beberapa hari lalu.
Kenapa demikian? Menurut anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Herlina Harsono Njoto, karena Galaxy Mal yang dikelola PT Sinar Galaxy sudah berani menyewakan tenan-tenan yang berbasis kebutuhan anak, ya seharusnya menerima hak itu juga disertai dengan pemberian layanan yang baik.
“Ini menjadi titik balik perbaikan ruang publik untuk anak di Galaxy Mal dan juga sebagai pengingat kehati-hatian agar mal bisa tanggung jawab terhadap lingkungan yang aman dan nyaman,”ujar dia usai hearing dengan manajemen PT Sinar Galaxy dan OPD terkait, Selasa (6/8/2024).
Herlina mengatakan, harus ada penanganan lebih serius dari pihak mal sendiri. Karena mal tanpa pengunjung juga tidak akan bisa beroperasi.
Ketika ada kejadian-kejadian yang merugikan anak-anak, terangkat Herlina, maka diharapkan menjadi introspeksi bersama untuk orang tua seperti dirinya. Mungkin akan lebih protektif ke anaknya.
Tapi di satu sisi, ketika mal itu menyiapkan layanan atau fasilitas, atau bahkan ruang-ruang yang menarik pendapatan untuk mal itu sendiri, menyewakan tenan yang kemudian menyediakan layanan untuk anak, mau tidak mau ada konsekuensi yang menjadi kewajiban dari pihak mal.
“Kalau mal itu aman tentu akan meningkatkan trust (kepercayaan) publik kepada mal tersebut,” beber dia.
Mengenai tanggapan manajemen Galaxy Mal, politisi Partai Demokrat ini menyampaikan,
mereka akan memfollow up. Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya juga akan menindaklanjuti. “Ini tidak hanya untuk Galaxy Mal saja, tapi juga seluruh mal di Surabaya,” tandas dia.
Herlina menambahkan, dari kurun waktu pengaduan sampai dengan mengambil sikap, manajemen Galaxy Mal membutuhkan waktu 11 hari hanya untuk melihat closed circuit television (CCTV). Bahkan, sampai saat ini belum diambil langkah-langkah konkret. Padahal apa susahnya.
“Mal itu kalau boleh dikatakan majikannya siapa sih? Ya anak anak. orang tua ke sana (mal) nganterin siapa sih? Ya anak-anak, yang main, nonton dan lain sebagainya. Mungkin sebagian dari itu adalah orang dewasa yang ke mal,” tandas dia.
Herlina mengaku, sebenarnya suaminya tidak mau menyikapi ini, tidak mau melapor.”Kalau urusan kehilangan HP anaknya dia pikir urusan suaminya, diganti selesai. Tapi tanggung jawab moral kita bersama untuk menyediakan ruang-ruang yang ramah anak, “tutur dia.
Secara personal, Herlina mengaku dirinya sudah mengikuti alur prosedur yang diminta pihak mal.
Hanya saja ketika laporan itu tidak ada tindak lanjut, maka sikap sebagai anggota dewan itu yang kemudian diambil.
“Mulai 10 Juli, terus tanggal berapa, hingga terakhir 30 Juli itu, saya sudah melakukan upaya-upaya yang prosedural, tapi tak ada respons,” kata dia.
Agar kejadian seperti ini tak terulang, apa pesan untuk mal-mal lain di Surabaya? Herlina yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat-NasDem menyatakan, kalau dia melihat bahwa salah satu upaya Kota Surabaya sebagai ‘Kota Layak Anak’ itu adalah adanya support dari ruang-ruang publik, termasuk mal untuk menyiapkan layanan yang ramah anak. Artinya apa? Mulai dari segi keamanan, jaminan ketika anak-anak mengalami kendala.
“Tadi disampaikan DP3A-PPKB kalau ada pengaduan atau kehilangan soal anak lebih baik disiarkan ke bagian informasi, sehingga dalam waktu singkat bisa ditindaklanjuti, “ucap dia.
Anggota Komisi D lainnya, Tjutjuk Supariono mengaku sangat kecewa dengan jawaban dari Dirut PT Galaxy Mal, TariganĀ yang tidak tahu konsep pembangunan mal yang dikelolanya. Apakah, ada ruang untuk anak, penyandang disabilitas ataupun ibu hamil.
“Ini catatan buat dinas. Tolong ditertibkan agar Surabaya layak anak dan tidak abal-abal, ” tegas dia.
Sementara Dirut PT Sinar Galaxy, Tarigan ketika dikonfirmasi menyatakan, Komisi D meminta kepada Galaxy Mal agar melakukan perbaikan dan berkoordinasi dengan Forum Pimpinan Kecamatan.
Selain itu, DP3A-PPKB, pasca kejadian seperti ini, akan memanggil semua mal yang ada di Surabaya untuk menyusun konsepnya.
“Kita sudah menambah beberapa CCTV supaya yang black spot itu bisa kelihatan, ” jelas dia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan menekankan lagi ke security agar lebih aktif atau mobile, tidak berdiam saja.
“Yang namanya kriminal bisa saja terjadi di mana-mana, termasuk di pusat perbelanjaan. Yang jelas, dengan kejadian ini kita akan perbaiki (pengawasan) agar tak terulang lagi. Selain menambah CCTV di lorong dan toilet, juga kita tekankan kepada security untuk mobile. Pasang mata, pasang telinga, dan kalau perlu pakai mata kaki, tandas” tandas dia.
Apa kejadian ini ada pengaruhnya terhadap kunjungan ke Galaxy Mal, Tarigan mengatakan, pihaknya tak bisa bilang begitu. Tapi yang jelas, khusus hari Jumat, Sabtu, dan Minggu justru kunjungan meningkat.
“Kelihatannya sih enggak ada pengaruhnya, tapi mudah-mudahan tidak ada. Karena kejadian itu kan tidak disengaja. Semua itu yang menilai adalah masyarakat, ” pungkas dia. KBID-BE