KAMPUNGBERITA.ID-Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RT 03/RW 2, Desa Pesapen, Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Sabtu (27/1/2024). Mahasiswa KKN yang beranggotakan sembilan orang ini mengungkap kisah sukses wirausaha keripik pisang hasil produk pasangan suami istri (Pasutri) Sukoyo/Prawati.
Menurut Ketua Kelompok KKN, Grace Januarta, keanekaragaman Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumur Welut ini sangat menarik perhatiannya. Karena itu, timnya siap melakukan pendampingan para UMKM ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumur Welut.
Grace mengatakan, dari cerita pasangan Sukoyo/Prawati, UMKM bernama Healthy Tasty Food (HTF) ini berdiri sejak 2015. Selama sembilan tahun menekuni usaha ini, HTF memiliki varian keripik pisang yang diberi nama Banana Chipys Sukawati. Nama Sukawati itu sendiri diambil dari singkatan pemilik UMKM ini, yakni Sukoyo/Prawati.
Dalam perjalanannya, HTF berhasil menciptakan kelezatan Banana Chipsy yang cukup unik. Semula hanya memiliki tiga varian rasa, yakni asin, manis, dan pedas. Namun seiring berjalannya waktu, varian rasa dari Banana Chipsy pun semakin beragam dan mengikuti perkembangan dan permintaan pasar atau pelanggan-pelanggan. Sekarang ada varian rasa matcha, anggur, strawberry, tiramisu, dan cokelat.
Perpaduan keripik pisang dengan varian rasa tersebut menghasilkan cita rasa yang cocok, yakni kombinasi rasa manis dan gurih. Banana Chips Sukawati ini dijual dengan harga Rp 15.000 per porsi.
Grace yang melakukan penelusuran bersama kelompoknya yang beranggotakan Yucke Aulia, Karina Srialodya Fajriani,Nabilah Dzakirah, Annisa Virgi Az-Zahra, Rivaldo Glingka Soares, Abdul Basir, Azka Muhammad Nurrahman, dan Kevin Sulthan Zain ini menuturkan, perubahan signifikan terjadi pada 2018, ketika UMKM HTF mendapatkan legalitas resmi dari pemerintah dan mulai memperbarui kemasan Banana Chipys.
Saat itu, lanjut dia, mahasiswa KKN dari Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya berperan besar dalam perkembangan produk keripik pisang tersebut. Mereka berhasil mengubah kemasan produk Banana Chipys menjadi semakin menarik dan membuat akun Instagram resmi @bananachipys.
Menariknya, kata Grace, sebelum menekuni produk keripik pisang, ternyata HTF mengawali perjalanan bisnisnya pada 2011 dengan produksi kacang telur.
Keberanian berinovasi pasangan Sukoyo/Prawati ini mendorong mereka menambahkan produk kuping gajah dan keripik pisang.
“Jadi HTF ini tidak hanya sekadar bisnis, tetapi cerita tentang ketekunan dan semangat keluarga,” ungkap Grace.
Lebih jauh, dia menjelaskan, dari penuturan Sukoyo/Prawati, modal usaha berasal dari kantong pribadi. Sedangkan alat-alat produksi juga bersumber dari kegemaran Prawati dalam memasak. Sebelum ada medsos, promosi sebagian besar dilakukan dari mulut ke mulut. Lalu, merambah lewat online, yakni melalui WhatsApp (WA) Instagram (IG).
Kehadiran Banana Chipys di Sumur Welut memberikan variasi kuliner yang menarik minat masyarakat lokal maupun wisatawan. Apalagi, keripik pisang ini rasanya enak dan lezat, sehingga jadi daya tarik tersendiri bagi pecinta camilan di Surabaya.
Dengan kisah perjalanan suami istri yang telah sembilan tahun menggeluti bisnis ini, Banana Chipys Sukawati menjadi salah satu ikon kuliner yang layak untuk dipesan dan dijadikan sebagai oleh-oleh. Bahkan, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi juga telah mencicipi dan merasakan sensasi lezatnya keripik pisang hasil olahan warga Surabaya Barat ini.
“Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan Banana Chipys Sukawati selama berada di Surabaya,” tutur Grace. KBID-BE