KampungBerita.id
Kampung Bisnis Teranyar

Andalkan Bumbu Warisan Keluarga, Rawon Tuyul Ramaikan Kuliner Surabaya

Rawon Tuyul
Pasutri penilik Rawon Tuyul di Surabaya.@KBID2021

KAMPUNGBERITA.ID – Surabaya adalah salah satu kiblat wisata dengan sejuta makanan khasnya, salah satu makanan yang paling terkenal di Kota Pahlawan ini adalah rawon. Orang Surabaya sangat menggemari salah satu makanan khas Jawa Timur ini.

Meski banyak sekali jenis rawon yang dijumpai di Surabaya, namun kalau ingin menikmati racikan yang enak, warga Surabaya sekarang punya banyak pilihan. Apalagi, kini telah hadir Rawon Tuyul di
Jalan Dukuh Kupang Timur XVI/36.

Rawon Tuyul ini dikelola oleh pasangan suami istri (pasutri) Bintang Timur Diponegoro dan Amel Paulin. Awalnya, dari candaan mereka saat di SMA, ketika makan rawon berangan-angan ingin punya depot makanan sendiri.

Akhirnya, impian tersebut terwujud dan kini punya usaha kuliner dengan menu andalan Rawon Tuyul. Kenapa dinamakan Rawon Tuyul? Menurut Amel, panggilan Amel Paulin, karena dalam rawon itu diberi telur puyuh setiap porsi. “Itu ciri khas dari Rawon Tuyul yang membedakan dengan rawon-rawon lainnya. Bumbunya juga turun temurun dari keluarga saya, “ujar dia, Kamis (7/10/2021).

Selain memiliki khas telur puyuhnya, kata Amel, Rawon Tuyul juga memiliki aroma yang bisa mengundang orang untuk menyantapnya. “Selama ini kita makan rawon ya begitu-begitu saja, daging atau empal. Karena itu, kita bikin Rawon Tuyul. Yang bikin spesial ya itu telur puyuh, ” kata dia.

Lebih jauh, Amel yang juga pecinta rawon menuturkan, biasanya kalau dicampur dengan sambalnya, rasa rawon pecah. Itu yang membuat Amel dan suaminya melakukan berbagai eksperimen agar sambalnya bisa menyatu dengan rasa rawon. “Kabanyakan kalau kita makan rawon, kalau sudah campur dengan sambalnya, rasanya menjadi beda. Aneh gitu lho,” ungkap dia.

Untuk mendapatkan agar rasa rawon tak pecah ketika bercampur sambal, Amel dan suaminya, terus membuat tester sama orang-orang sekitarnya, bagaimana caranya sambal yang ditaruh di piring rawon tambah sip. Akhirnya, mereka dapatkan rasa itu, yakni rasanya tak pecah. Jadi ciri khas Rawon Tuyul, sambal, bumbu dan telur puyuh yang rasanya enak.

Rawon Tuyul di Jalan Dukuh Kupang Timur XVI/36 ini memang baru buka pertama kali. Karena itu, Amel berpikiran akan membuka cabang suatu saat nanti.” Ya kita lihat antusias pembeli bagaimana. Kalau memang ramai banget ya kita populerkan lagi. Dan tak menutup kemungkinan kita buka cabang di tengah kota, ” tandas dia.

Sebelum Rawon Tuyul buka, sebenarnya di Surabaya sudah banyak rawon yang melegenda, seperti Rawon Setan, Rawon Kalkulator, Rawon Nguling dan lain lain, apa yakin bisa eksis di tengah persaingan kuliner yang sangat ketat? Amel menyatakan dirinya punya keyakinan kuat bakal eksis. Sebab rezeki itu sudah ada yang mengatur dan tidak akan tertukar. Selain itu, semua sudah punya porsi masing- masing. “Yang penting tidak saling menjatuhkan dam bersaing secara sehat. Karena kita sama-sama cari makan. Ini pyur hasil karya kita berdua, ” imbuh dia.

Dampak pandemi Covid-29, memang sangat memukul sektor perekonomian, termasuk kuliner. Banyak pengusaha kuliner mengeluh sepi pembeli, tapi anehnya pasutri ini kok berani membuka usaha kuliner?
Bintang Timur Diponegoro mengakui, di masa pandemi Covid-19 memang banyak pengusaha kuliner mengeluh sepi pengunjung.

“Kalau kita mengeluh terus, justru kita tidak bisa berkarya. Jadi apa yang kita bisa dan ada peluang apa, itu yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.Kalau kita cuma diam dan terus mengeluh kita tidak bisa makan. Namun kalau kita punya semangat dan keyakinan pasti bisa,” terang Mas Rio sapaan akrabnya.

Lantas apa yang diharapkan dari bisnis kuliner ini, Mas Rio menegaskan, dirinya tidak terlalu berharap banyak dari bisnis kuliner ini. Terpenting sesuai dengan target. ” Kita kan punya target, ya mencapai itu saja. Selain itu, untuk membantu warga sekitar dan anak yatim. Nanti kalau kita buka cabang mereka akan kita tempatkan di situ, ” jelas dia.

Soal pelayanan protokol kesehatan (prokes), Mas Rio mengungkapkan, pihaknya telah memberikan pengertian dan pelajaran tentang aturan protokol kesehatan (prokes) dari pemerintah kepada karyawannya. Yaitu wajib memakai masker dan sarung tangan ketika berjualan.

“Sebaliknya, jika ada pengunjung datang tidak pakai masker, kita mengingatkan dengan sopan.

Perlu diketahui, Depot Rawon Tuyul Surabaya, buka mulai pukul 07.00 – 23.00. Selain menyajikan nasi rawon, juga ada menu makanan lainnya seperti nasi pecel, nasi bali,dan empal brewok. KBID-BE

Related posts

Ruang Isolasi Overload, RSI Siti Hajar Sidoarjo Manfaatkan Tempat Pakir untuk Rawat Pasien

RedaksiKBID

Karyawan Perusahaan di Mojokerto Merasa Terbantu dengan Program JKN-KIS

RedaksiKBID

Geger, Potongan Mayat Korban Mutilasi Berserakan di Pasar Besar Malang

RedaksiKBID