KAMPUNGBERITA.ID-Guna mengatasi banjir di Jalan Embong Malang, Blauran, dan Kranggan yang sering terjadi saat turun hujan. Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya saat ini melakukan pencarian gorong-gorong peninggalan Belanda yang ada di jalan Embong Malang hingga menuju Pelabuhan Kalimas Surabaya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, pada musim panas ini, pihaknya memprioritaskan mencari gorong-gorong peninggalan Belanda baru yang ada di wilayah Blauran sampai Kranggan.Karena karena setiap kali turun hujan kawasan Jalan Embong Malang selalu banjir.
“Tahu nggak pembuangannya dimana? Di Bozem Morokrembangan hulunya di sana, sangat jauh sekali.
Kalau saya bisa menemukan gorong-gorong peninggalan Belanda yang baru di depan Kranggan, tak sudetkan masuk kesitu. Jadi masuk kesitu nyambung ke Embong Malang lalu masuk ke rumah pompa Jalan Kenari. Karena airnya langsung ke bozem dan saat ini masih kita cari,” ujar Lilik, Kamis (28/6/2022).
Saat ditanya soal blue print bangunan peninggalan Belanda, Lilik menjelaskan, pihaknya tidak punya, dan saat ini masih mencari. Informasinya gorong-gorong peninggalan Belanda itu sampai tembus ke Pelabuhan Kalimas, dulu tahanan politik di penjara Kalisosok larinya lewat situ.
“Tempatnya sangat luas, saat ini masih kita urut dari Embong Malang. Intinya saat ini mencari alternatif pembuangan menuju gorong-gorong peninggalan Belanda.” terang Lilik.
Mantan Sekertaris DPRKP ini menjelaskan, dulu air Kalimas tidak bisa ditampung, karena apa, air laut masuk, kebetem (terjebak) sampai Dam Karet, pas surut surut, pas pasang- pasang. Sekarang kan tidak, di Petekan ada pintu air di rumah pompa, bisa ditutup dan air laut sudah tidak bisa masuk lagi. Bisa dikosongkan terus.
“Jadi, gorong-gorong peninggalan Belanda bisa kembali berfungsi seperti saluran di zaman duhulu, dan perlu di normalisasi. Pokoknya signifikan lah hasilnya,” jelas Lilik.
Dia mengaku, baru menemukan ide. Gorong-gorong peninggalan Belanda sudah ada dari dulu dan sekarang baru mulai dilakukan pembukaan yang ada di Jalan Embong Malang, dan nanti akan dilanjutkan ke arah selanjutnya.
“Ujungnya sudah ketemu, tapi kalau sampai ke hulu harus diurut karena di bawah jalan semua, rata rata saluran bangunan peninggalan Belanda di tengah jalan semua. Paling tidak kapasitas saluran kita bisa maksimal, agar tidak tergenang lagi.” papar Lilik.
“Untuk lebar gorong-gorong variatif, tidak harus sama, seperti yang ada di Jalan Kenari, itu paling besar, tapi semakin ke sana semakin mengecil. Tapi kalau ke arah pelabuhan semakin besar lagi, tergantung volume debit airnya,” terang dia.
Selain melakukan pencarian gorong-gorong peninggalan Belanda, Dinas SDABM Kota Surabaya berencana membangun dua unit rumah pompa untuk mengatasi banjir di Jalan Pahlawan yang akan ditempatkan di taman bermain di Jalan Baliwerti. KBID-BE