KAMPUNGEBRITA.ID – Bentrokan yang terjadi antara pendukung Persebaya Surabaya dengan anggota Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (SPHT) di Surabaya menular ke Jember. Sebelumnya, bentrok Bonek dengan anggota Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) di Surabaya menyebabkan dua orang anggota PSHT meninggal di Surabaya.
Imbas bentrokan itu ternyata menular hingga ke Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (4/10).
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, sejumlah suporter Persebaya dari Sidoarjo dan Surabaya yang menggunakan mobil dengan Nopol L 7886 A dengan tujuan Pantai Papuma. Selain ke Papuma, mereka berniat melihat laga Persebaya vs Persigo Semeru di Stadion Jember. Saat di Papuma itulah mereka diserang massa yang diduga kelompok PSHT hingga sejumlah bonek mengalami luka-luka dan diamankan di Mapolsek Ambulu.
Di lokasi yang berbeda, sekelompok orang yang diduga dari perguruan PSHT melakukan penyerangan terhadap pengendara sepeda motor yang diduga suporter Bonek di depan Puskesmas Balung Lor.
Penyerangan itu menyebabkan korban bonek mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan di Puskesmas Balung. Kasus tersebut ditangani Polsek Balung.
Kemudian, tepat di Jalan Raya Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji sekelompok Bonek berjalan dari arah Balung menuju Jember. Sebelum jembatan Curah Meluwo Rambipuji mereka berhenti karena antre perbaikan jembatan.
Di sana mereka berpapasan dengan kelompok berseragam pencak silat PSHT dari arah utara menuju Balung. Para Bonek ini tiba-tiba dikeroyok dan dipukuli hingga Bonek asal Jember (Kecamatan Jombang dan Kencong) mengalami luka-luka.
Untuk meredam bentrokan, Polisi membawa mobil dan para suporter ke Polsek Ambulu.Namun, massa perguruan silat belum puas. Massa mendatangi Polsek Ambulu. Ada sekitar 100 orang yang mendatangi Polsek Ambulu. Situasi sempat memanas karena banyaknya orang yang datang.
Polisi sekali lagi mencoba meredam dengan mengajak bermediasi agar tidak terjadi kerusuhan lagi. Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengajak massa berdialog.
“Saya dan anggota baru mengevakuasi suporter bola yang ke Papuma (Watu Ulo). Ada riak- riak kecil, Alhamdulilah bisa diatasi,” ujar Kusworo, Rabu (4/10).
Mobil Isuzu Elf yang dibawa ke polsek terlihat mengalami kerusakan. Kaca bagian samping mobil berwarna putih itu terlihat pecah.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, pihaknya sudah mengendalikan situasi di lapangan dengan membubarkan massa yang bentrok dan menyelamatkan korban yang mengalami luka-luka.
Menurut Kapolres, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan PSHT Jember dan rantingnya untuk menjaga situasi kondusif dengan tidak melakukan aksi balas dendam terkait insiden di Surabaya.
“Kami berharap Jember bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk pertandingan Persebaya Surabaya vs Persigo Semeru FC, namun kemungkinan anggota PSHT yang masih muda-muda tersebut mengabaikan instruksi pimpinannya,” tutur Kapolres.
Sejauh ini, lanjut dia, situasi sudah dapat dikendalikan dan aparat kepolisian melakukan tugasnya dengan maksimal yakni membubarkan massa dan menyelamatkan bonek yang terluka dengan membawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Rudianto mengatakan pihaknya sudah memerintahkan seluruh jajaran Koramil mewaspadai perkembangan situasi di lapangan sejak pagi terkait pertandingan Persebaya vs Persigo Semeru di Stadion JSG karena kedatangan bonek yang cukup banyak.
“Setelah ada bentrok di sejumlah lokasi, kami juga meminta Danramil di masing-masing wilayahnya untuk lebih fokus mengendalikan dan mengamankan situasi di lapangan, sehingga tidak ada bentrok susulan,” katanya.
Sementara perwakilan PSHT Jember Jono Wasinudin mengatakan pihaknya masih bersama Polres Jember menenangkan situasi di lapangan, agar tidak terjadi bentrok susulan.
Di sisi lain, Sopir Elf, Adzkiya Alias Zaky (25 tahun) menuturkan, mobil Isuzu Elf warna putih yang dikendarainya jadi sasaran amuk massa saat keluar dari pintu gerbang wisata pantai Papuma di Kecamatan Ambulu. Sekitar 18 penumpang Isuzu Elf asal Sidoarjo tak bisa berkutik saat ratusan orang yang mengenakan baju hitam hitam tanpa banyak tanya langsung menghancurkan mobil mengunakan balok dan hantaman batu bata.
Zaky mengatakan, dirinya bersama kawan kawannya sedang bermain di pantai Watu Ulo Papuma. Usai rekreasi, rencananya mereka mau melihat pertandingan sepak bola di Stadion JSG antara kesebelasan Persigo Semeru FC melawan Persebaya.
Namun ketika hendak menuju lokasi, mobil dihadang ratusan orang. Massa melempari mobil hingga hancur di beberapa sisi dan membuat beberapa korban luka luka. Merasa kondisi berbahaya, Zaky akhirnya tancap gas dan menyelamatkan diri ke Mapolsek Ambulu.
Saat Zaky tancap gas menuju Mapolsek Ambulu, di belakang para perusak mobil masih mengejar memakai sebuah sepeda motor dan membawa mobil hingga sampai polsek Ambulu.
“Keadaan mencekam. Kami ketakutan. Kami beruntung bisa meloloskan diri dari kepungan ratusan orang tersebut meski saya bawa mobil sambil tiarap takut hantaman batu,” ujar Zaky, Rabu (4/10).
Pemuda asal Waru, Sidoarjo itu mengatakan, ada dua korban yang terluka akibat hantaman batu di pelipis mata dan kepala. Mereka adalah Wahyudi (23) dan Mustakim (21).
“Kami tidak menduga jika keadaan jadi seperti ini. Kami di Jember mau liburan dan berencana lihat pertandingan sepak bola,” katanya.
Sementara mobil Elf bernopol L 7886 A diamankan di Mapolsek Ambulu. Kondisi mobil mengalami kerusakan. Beberapa kaca pecah dan batu berserakan di mana mana. Pihak Polres Jember mengunakan 2 truk dalmas untuk mengawal penumpang Elf dan mobil ke Polres Jember dari pelataran Polsek ambulu.
Kapolsek Ambulu AKP Sugeng Piyanto, mengatakan, situasi sudah kondusif dan terkendali. Ketika ditanya korban luka, Sugeng mengaku masih belum tahu. “Belum tahu, itu yang nangani polres. Saya masih di luar,” ujarnya singkat.KBID-NAK