KAMPUNGBERITA.ID – Rencana Pemerintah Kota Surabaya, membangun moda transportasi massal berupa trem sepertinya sulit terwujud. Penyebabnya, Ketua DPRD Surabaya, Armuji secara tegas menolak pembangunan proyek tersebut.
Menurut Armuji, pembangunan trem bukan proyek prioritas di kota pahlawan. Apalagi, proyek yang dibangun melalui skema multi years itu diprediksi akan menghabiskan anggaran APBD.
“Kita akan tolak dalam pembahasan KUA-PPAS (kebijakan umum anggaran, penetapan plafon anggaran sementara,” tegas Armuji, Kamis (16/8).
Armuji menyebutkan, untuk pembangunan trem setidaknya dibutuhkan anggaran mencapai Rp 1 triliun. Padahal, anggaran sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur yang lain.
Dia khawatir, jika pembangunan trem dipaksakan justru akan mubazir. Apalagi, kota pahlawan sekarang sudah memiliki transportasi massal lainya yang cukup bagus berupa Suroboyo Bus.
“Akan sangat relevan jika anggaran yang digunakan untuk pembangunan yang lain,” saranya.
Sebagai komitmen atas sikapnya itu, politisi dari PDI-P ini mengaku dalam rapat pembahasan APBD 2019 akan menjadi salah satu dewan yang angkat bicara menolak trem. Prioritas pembangunan trem belum jadi krusial yang harus diusulkan pada APBD 2019.
“Saya belum lihat usulannya tapi pasti kita tolak,” ujarnya.
Anggota DPRD Surabaya empat periode ini menilai, hendaknya Pemkot Surabaya mengembangkan transportasi massal yang sudah ada. Kerjasama dengan swasta sangat penting untuk penambahan maupun peningkatan kualitas.
“Bisa kerjasama dengan Kemenhub untuk penambahan transportasi massal,” terangnya.
Menurutnya, pembangunan trem yang awalnya akan didanai pemerintah pusat sebenarnya sudah tepat. Namun, karena anggaran dialokasikan ke proyek lain maka diharapkan pemkot tidak terburu-buru dalam memutuskan pembangunan trem menggunakan APBD.
“APBD Surabaya banyak tapi buat proyek prioritas lah,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Machmud. Mantan Ketua DPRD Surabaya ini mengungkapkan, pemkot harus bisa menggunakan anggaran APBD dengan bijak. Karena itu pembangunan trem seharusnya ditunda dan dialihkan ke proyek lain.
“Harus mikir manfaat apalagi trem itu hanya dari Joyoboyo-Siola,” kata anggota Komisi C ini.
Dia menegaskan, pemkot harus jeli dalam menggunakan APBD. Masih banyak kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk pembangunan fasilitas kesehatan dibandingkan trem. Karena itu, diharapkan pemkot berpikir ulang dalam realisasi trem.
“Saya tentu saja juga menolak,” terang Ketua Badan Pembentukan Perda ini. KBID-NAK