KAMPUNGBERITA.ID – Puluhan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan dan Bahan Berbahaya dan Beracun Indonesia (Amphibi), melakukan penanaman pohon angsana setinggi 3 hingga 4 meter di luar tanggul lumpur Sidoarjo.
Penanaman pohon angsana tersebut dilakukan di Desa Jatirejo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Lokasi tepatnya di antara tanggul lumpur Sidoarjo, rel kereta api dan jalan raya Porong. Di lokasi ini Amphibi menanam 25 pohon baru jenis angsana, sehingga menambah koleksi puluhan pohon lain yang sebelumnya sudah ditanam.
Ketua DPP Amphibi Agus Salim Tanjung mengatakan, penanaman pohon ini untuk menciptakan ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar tanggul yang gersang. Banyaknya pohon yang ditanam juga akan menambah paru-paru udara untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.
Apalagi jenis pohon angsana yang ditanam komunitas peduli lingkungan ini juga memiliki banyak fungsi. Selain kayunya bisa digunakan untuk bahan mebel ataupun souvenir, pohon angsana juga memiliki banyak fungsi untuk kesehatan. Daun pohon angsana diketahui bisa mengobati batu ginjal, sariawan, diabetis mellitus, memulihkan luka bakar, sebagai antioksidan dalam tubuh, melancarkan haid bagi perempuan yang datang bulan, hingga bisa untuk mengobati sakit gigi.
“Penanaman pohon ini juga bisa menunjang Pusat Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (PPLS) dan Pemkab Sidoarjo yang akan mengembangkan kawasan lumpur menjadi kawasan wisata geopark,” kata Agus Salim Tanjung, Senin (27/8).
Seperti diketahui kawasan lumpur seluas 369 hektare rencananya akan dijadikan kawasan wisata geopark dan kawasan penelitian geologi. Penanaman pohon ini akan menambah RTH yang menunjang pembuatan geopark tersebut.
Kegiatan pemerhati lingkungan ini adalah bagian dari kegiatan peringatan HUT Amphibi ke-2. Selain itu juga pengukuhan kepengurusan DPW Amphibi Jawa Timur yang dilaksanakan di Taman Dwara Kerta Desa Jatirejo Kecamatan Porong Sidoarjo.
Sementara itu Humas PPLS Hengki Listria Adi menyambut baik kegiatan positif yang dilakukan Amphibi. Aksi pemerhati lingkungan itu dinilai sebagai bentuk kepedulian untuk memperbaiki lingkungan di kawasan sekitar tanggul. Apalagi saat ini pemerintah sedang berupaya menjadikan wilayah lumpur Sidoarjo sebagai wisata geopark.
Munculnya kawasan RTH yang banyak pepohonan, dinilai Hengki juga bisa membantu mengatasi persoalan banjir di kawasan Porong. Sebab adanya hutan kecil akan bisa menjadi daerah serapan untuk mengurangi dampak banjir.
“Itu bagus, karena bisa membantu mengatasi banjir yang juga masih menjadi persoalan di lapangan,” kata Hengki.
Hengki berharap kelompok masyarakat lain juga bisa menunjukkan kepedulian seperti yang dilakukan Amphibi. Sebab apabila kawasan geopark terwujud, selain bisa memperbaiki lingkungan di kawasan Porong, juga bisa menambah pendapatan Pemkab Sidoarjo.
Hal ini juga menunjukkan bahwa kawasan lumpur yang dahulu dianggap berbahaya telah berubah dapat ditanami berbagai ekosistem sebagai penyangga kelangsungan alam dan habitat mahluk hidup.KBID-TUR