KAMPUNGBERITA.ID-DPC PDI-P Kota Surabaya menggelar Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) untuk pemenangan Eri Cahyadi-Armuji (Er-Ji) di Pilkada Surabaya 2024 dan Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Azumta (Gus Hans) di Pilgub Jatim 2024.
Gelaran Rakercabsus DPC PDI-P Kota Surabaya yang digelar di Empire Hotel, Kamis (19/9/2024) malam, itu dihadiri oleh jajaran fungsionaris DPC PDI-P, PAC PDI-P di tingkat kecamatan hingga jajaran ketua, sekretaris, bendahara pengurus ranting dan anak ranting se-Surabaya dan fraksi PDI-P DPRD Kota Surabaya.
Ketua DPC PDI-P Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menegaskan, pihaknya diperintahkan oleh partai untuk mengkristalisasi rekomendasi PDI-P yang sudah menetapkan dan mengusung Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim dan Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya 2024.
“Kita kemudian harus mengkristalisasi sikap kita untuk memenangkan kedua jago PDI-P di Pilkada Serentak 2024 tersebut,” ujar dia, Kamis (19/9/2024) malam.
Selain itu, kata Adi, panggilan Adi Sutarwijono, semua kader PDI-P telah memantapkan diri agar di dalam pergerakan nanti suara PDI-P mengalir melimpah ruah ke pasangan Risma-Gus Hans dan Eri Cahyadi-Armuji.
Ini sekaligus, menurut mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini, mengandung peluang sangat besar dan tantangan di Surabaya. Tak dipungkiri, semua tahu sosok Bu Risma yang sangat dikenal di Surabaya, wali kota dua periode dan selama 10 tahun telah bekerja keras untuk kemajuan Surabaya. Popularitasnya juga cukup tinggi untuk memimpin Jatim di masa depan.
“Warga Surabaya ingat betul bagaimana kebijakan Bu Risma membebaskan biaya pendidikan SMA/SMK, tatkala beliau baru terpilih menjadi Walikota Kota Surabaya 2010, dan kemudian diambil Pemprov Jatim karena amanat UU,” ungkap Adi.
Dia berharap betul, jika Risma -Gus Hans menang di Pilgub Jatim 2024 akan membebaskan biaya pendidikan SMA/SMK se-Jatim. Kebijakan ini, menurut Adi, akan menerbitkan harapan yang lebih baik bagi generasi muda setelah itu.
Kemudian di era Er-Ji Cahyadi-Armuji yang meneruskan perjuangan Bu Risma, jelas Adi, mereka sudah menelurkan beberapa kebijakan. Di bidang kesehatan, Eri Cahyadi-Armuji mempermudah pelayanan kesehatan yang selama ini hanya dengan menunjukkan KTP, warga Surabaya bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Di bidang pendidikan, pelayanan akses pendidikan diperkuat dengan pemberian seragam gratis.”Ini semua harus kita kabarkan kepada seluruh warga Surabaya agar pilihannya maksimal pada 27 November 2024, “imbuh dia.
Lebih jauh, Adi menerangkan, bahwa PDI-P Kota Surabaya juga sudah merumuskan sikap yang harus menjadi patokan bagi seluruh keluarga besar PDI-P di Surabaya, bahwa pemenangan Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya linier atau satu tarikan nafas dengan pemenangan Bu Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim.
Apa konsekuensinya? Menurut Adi, konsekuensinya seluruh kader PDI-P harus turun ke tengah-tengah masyarakat, mempersatukan, dan memilih calon pemimpin yang membawa harapan lebih baik di masa depan. “Kita akan kampanye door to door. Saya yakin dengan dukungan kader PDI-P yang bergerak solid untuk memenangkan Bu Risma-Gus Hans dan Eri Cahyadi-Armuji, ” ungkap mantan jurnalis ini.
Bakar Semangat Kader PDI-P
Sementara Sekretaris DPD PDI-P Jatim, Sri Untari Bisowarno menyampaikan ada lima daerah yang memiliki bakal pasangan calon tunggal, yakni Kabupaten Trenggalek, Ngawi, Gresik, Pasuruan, dan Kota Surabaya.
Karena melawan kotak kosong, kata dia, maka yang harus dilakukan adalah berkampanye untuk dirinya dan Pilgub Jatim.
“Jadi kalau omong tentang Eri Cahyadi, langsung bicara Bu Risma-Gus Hans. Jadi tidak ada lagi ngomong aku Eri Cahyadi-Armuji thok, tidak, ” ujar Untari seraya menambahkan lawan kotak kosong mesti menang. Meski ada yang ruwet, tapi jumlahnya sedikit.” Tak usah khawatir, “tandas dia.
Lebih jauh, Untari menjelaskan, di Surabaya ini daftar pemilih tetap (DPT)-nya terbesar di Jatim, yakni sekitar 2,2 juta orang. Pada Pilpres 2024, yang datang hanya 1,6 juta orang. Ini masih termasuk bagus karena masih di atas 20 persen di Surabaya.
Di Pilgub Jatim nanti, Untari yakin dari 1,6 juta yang datang itu akan bertambah, mengingat kali ini Risma-Gus Hans tidak head to head dengan Khofifah-Emil Dardak, tapi ada bakal calon lainnya yakni Lulu-Lukman.Lawan Risma-Gus Hans sesungguhnya adalah pasangan incumbent, Khofifah-Emil Dardak.
“Bu Risma ini Emake wong Suroboyo. Sekarang Emaknya pulang minta suara. Karena itu semua harus berjuang all-out. Bahkan, semua siap memenangkan Bu Risma,” tutur Untari.
Untuk itu, jelas dia, kalau kampanye door to door nanti, para kader, relawan atau simpatisan PDI-P untuk memperkenalkan Risma-Gus Hans lebih dulu. Baru kemudian Eri Cahyadi-Armuji. Kenapa begitu?
“Karena Eri Cahyadi tidak bisa jadi wali kota kalau tidak ada Bu Risma. Karena itu, cara kampanyenya buka jalan pilgub dulu baru kemudian pilkada. Tidak boleh ada yang namanya suara nya Eri Cahyadi lebih tinggi ketimbang Risma,” beber dia.
Jika sampai suara Eri Cahyadi lebih tinggi dari Risma, maka kader-kader kerja apa tidak?
Tapi Eri Cahyadi kan dibantu 18 parpol? ” Oke semua parpol bantu, tapi mereka masih bisa dirayu. Bahkan, salah satu partai sudah telepon saya dan bilang mbak aku melok sampean. Kertasnya aku melok sana, tapi orangnya melok sampeyan, milih Bu Risma,” beber Untari.
Dia menegaskan, partai masih bisa dirayu. Yang ikut kemarin karena tidak ada pilihan lagi.”Sekarang ada Bu Risma-Gus Hans yang datang belakangan. Bu Risma tidak minta dicalonkan jadi gubernur, tapi ditugaskan Ibu Ketua Umum, Megawati Soekarno Putri, ” tutur dia.
Ini adalah tugas mendadak yang diterima Risma-Gus Hans penuh keikhlasan. Cara berterima kasihnya, ya dengan cara memenangkan pasangan ini. KBID-BE