KAMPUNGBERITA.ID-
Setiap 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya HIV/AIDS.
Tahun ini, tema yang diusung adalah Take the Rights Path: My Health, My Right! (Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa), yang bermakna “Ambil Jalan yang Benar: Kesehatanku, Hakku!”.
Tema ini mengajak semua pihak untuk berpikir ulang sebelum melakukan tindakan yang dapat membahayakan kesehatan, seperti perilaku berisiko yang dapat memicu penularan HIV/AIDS. Selain itu, juga menekankan pentingnya memperjuangkan hak atas kesehatan bagi semua orang, termasuk mereka yang hidup dengan HIV/AIDS.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr Zuhrotul Mar’ah mengatakan, bahwa peringatan Hari AIDS Sedunia memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk mengenang mereka yang telah wafat akibat penyakit ini.
Kedua, untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, sebuah penyakit yang hingga saat ini belum ada terapi yang dapat menghilangkan virusnya secara total dari tubuh penderita.
“Meskipun kemajuan dalam terapi antiretroviral (ART) telah memberikan harapan, namun kita harus ingat bahwa HIV/AIDS masih menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat,” ujar dr Zuhro.
Dalam menghadapi ancaman tersebut, kata dia, salah satu langkah utama adalah melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS.
“Peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak HIV/AIDS terhadap kehidupan sosial dan pribadi sangat penting. Selain itu, penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi salah satu hal yang tak kalah penting agar mereka dapat hidup dengan kualitas yang lebih baik,” ungkap dia.
Politisi PAN ini menegaskan, peningkatan angka kasus HIV/AIDS menjadi perhatian serius. Di Surabaya, misalnya, tercatat ada 243 kasus aktif dengan terapi ART hingga Oktober 2024. Kasus-kasus yang mengemuka, seperti anak-anak yang menjadi korban akibat penyebaran HIV, semakin menambah keprihatinan.
“Kami pernah mendengar tentang seorang anak usia SD yang wafat karena HIV/AIDS, dan itu sangat menggugah kita semua untuk bertindak lebih cepat dan lebih tegas,” tambah Zuhro.
Guna mencegah penyebaran HIV/AIDS, Zuhro menyebut pentingnya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain, mengedukasi masyarakat,
test skrining HIV, dukungan psikologis dan moril, pemeriksaan HIV pada bayi,
kerja sama dengan LSM dan ormas.
Lebih jauh, Zuhro mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjalankan langkah-langkah pencegahan yang efektif, antara lain dengan Abstinence: menghindari seks bebas yang berisiko menularkan HIV; Be Faithful: setia pada pasangan untuk mencegah penularan dari pasangan yang terinfeksi, dan Penggunaan Kondom: menggunakan kondom untuk pasangan yang sudah terinfeksi HIV, guna mencegah penularan lebih lanjut.
Zuhro juga mengingatkan tentang pentingnya menghindari penggunaan narkoba, terutama narkoba suntik yang memiliki risiko tinggi terhadap penularan HIV.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan langkah pencegahan sederhana namun efektif ini harus dilakukan oleh setiap individu untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga,”tegas dia.
Dia juga mengajak semua pihak untuk mengambil jalan yang benar dalam menjaga kesehatan. Dengan kesadaran dan kerja sama yang kuat, diharapkan dapat menanggulangi penyebaran HIV/AIDS dan memberikan harapan bagi masa depan yang lebih sehat bagi seluruh masyarakat.
“Kesehatan kita adalah hak kita. Mari bersama-sama ambil jalan yang benar untuk mencegah HIV/AIDS, demi kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik,” pungkas dia. KBID-BE