KAMPUNGBERITA.ID – Hari ini, gelombang kedua jemaah haji Indonesia bergerak ke Madinah dari Mekkah. Mereka akan menjalani ibadah Arbain, yaitu salat 40 waktu berjemaah di Masjid Nabawi secara berturut-turut selama 8-9 hari. Setelah usai, jemaah kemudian pulang ke Indonesia.
Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Mekah KH Nasrullah Jasam memastikan semua kepala sektor sudah mendapatkan jadwal keberangkatan ke Madinah. Termasuk kontrak bus maupun kontrak hotel di Madinah.
Nasrullah mengatakan, terdapat perbedaan antara pemberangkatan jemaah haji dari Mekah ke Jeddah dengan ke Madinah. Kalau ke Jeddah, petugas hanya fokus pada penyiapan dokumen jemaah. Jika dokumen lengkap, tanpa ada akad akomodasi, jemaah bisa berangkat ke Jeddah.
“Tapi kalau ke Madinah, di samping dokumen, harus dipastikan sistem e-Hajj di Muassasah Adilla harus sudah disetujui. Kalau mereka sudah menyetujui, sistemnya sudah memungkinkan, maka jemaah bisa berangkat ke Madinah,” terang Nasrullah.
Sistem yang dimaksud Nasrullah ini terkait dengan layanan akomodasi dan transportasi. Jika keduanya sudah disetujui, berarti sudah jelas bus yang akan membawa jemaah menuju Madinah dan hotel yang akan menjadi tempat tinggal jemaah haji selama di Kota Nabawi.
Hal lain yang menjadi fokus bahasan rapat adalah terkait akurasi keberangkatan. Nasrullah mengatakan
pemberangkatan ke Madinah harus benar-benar tepat secara waktu, tidak boleh terlalu cepat dan juga tidak boleh terlambat.
“Kalau terlalu cepat, bisa jadi hotelnya belum siap. Tapi kalau terlambat, bisa jadi berakibat pada proses
Arbain yang kurang,” ujar Nasrullah.
Sebab, lanjut dia, checkout hotel di Madinah berdasarkan keberangkatan ke Tanah Air. Empat atau lima jam sebelum take-off, jemaah sudah harus keluar dari hotel.KBID-HJI