
KAMPUNGBERITA.ID-Pemkot Surabaya
membuka pintu lebar-lebar bagi investor untuk masuk ke Hi-Tech Mall. Hanya
saja meski pernah ditawarkan Rp 18 miliar per tahun untuk penyewaan penuh gedung, tapi masih belum ada investor yang melirik.
Untuk itu, revitalisasi memang harus dilakukan guna meningkatkan fungsi dari aset gedung lima lantai tersebut. Mengingat HiTech Mall ini sebagai pusat perdagangan barang-barang teknologi informasi (TI), seperti komputer, laptop, printer, dan lain-lain.
Selain itu, juga dirancang sebagai pusat kesenian dan wadah berbagai kegiatan warga Surabaya.
Upaya untuk membangkitkan kembali HiTech Mall yang sempat berjaya ini, disambut positif kalangan DPRD Kota Surabaya.
Anggota Komisi B, Baktiono mengatakan, investasi memang dibutuhkan untuk membenahi pusat perekonomian tersebut. Namun demikian, dia mengingatkan Pemkot Surabaya agar tidak gegabah dalam menentukan arah kemanfaatan atau peruntukan Hitech Mall.
Artinya, sebelum membuat kebijakan lebih jauh, pemkot harus membuat kajian-kajian terlebih dahulu dengan melibatkan
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang), Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), akademisi, dan tokoh masyarakat. “Selain untuk perbelanjaan IT, HiTech Mall ini cocoknya dibuat apa sih biar bisa bangkit kembali? Pemkot harus tanyakan itu ke masyarakat dan biar mereka yang memilih. Tanya-nya ya melalui survei. Dari hasil survei itu mana pilihan masyarakat yang terbanyak dan terbaik, laksanakan!” ujar Baktiono.
Politisi senior PDI-P ini mengatakan, survei ini harus dilakukan dengan fair. Jangan ada titipan apapun. Survei tersebut biar masyarakat dan kalangan pengusaha yang mengisi. Karena membangun kota ini tidak bisa sendirian. “Kalau urusan bisnis dan perdagangan, ya libatkan para pedagang dan pengusaha, pasti nanti akan ada hasilnya,”tandas dia.

Lebih jauh, Baktiono menegaskan, survei bisa dilakukan tanpa memakai jasa lembaga survei atau surveyor dari luar, mengingat Pemkot Surabaya memiliki Bappedalitbang dan BRIDA. Yang jelas, survei itu harus melibatkan seluruh warga Surabaya melalui camat, lurah, RW, RT. “Kalau warga Surabaya dilibatkan tentu akan mendapatkan masukan yang lebih akurat. Bukan dengan rundown sampling 1.000 atau 1.200 orang. Ini kalah akurat “jelas dia seraya menyebut warga masyarakat cukup melakukan centang saja dari beberapa pilihan yang ada. Dengan begitu, nanti dari hasil survei bisa dilihat warga Surabaya menginginkan HiTech Mall seperti apa.
Selama kajian belum dilakukan atau belum ada hasil survei, tegas Baktiono, Pemkot Surabaya jangan memaksakan peruntukan HiTech Mall untuk ini, untuk itu dan lain sebagainya, akan sangat sulit. “Jangan memaksakan karena ego kepemimpinan atau ego sektoral yang akan menjadikan itu tidak disukai masyarakat,” tegas dia.
Baktiono menyebut, dulu HiTech Mall itu adalah pusat perdagangan komputer dan produk-produk IT. Jualannya offline zaman dulu dan laku keras. Untuk membangkitkan waktu itu tidak mudah dan butuh waktu sampai bertahun-tahun . Kejayaan HiTech Mall akhirnya selesai, seiring tidak diperpanjang masa sewanya oleh Pemkot Surabaya
Selain masih ada puluhan pedagang yang bertahan di HiTech Mall, Baktiono mengaku tidak tahu para pedagang lainnya sekarang ini entah ada di mana. Dulu mereka pernah pindah ke Mangga Dua, Kapas Krampung Plasa, tapi belum juga berhasil.
Baktiono optimistis HiTech Mall bisa bangkit kembali.
“Sekali lagi tanyakan lewat survei ke masyarakat, HiTech Mall itu yang cocok untuk apa,” pungkas dia seraya menyebut ada beberapa kode atau klu yang bisa dipertimbangkan untuk HiTech Mall, yakni perdagangan IT (barang elektronik), kegiatan modern, mall pelayanan publik, ruang pameran dan lain sebagainya.
Seperti diketahui Pemkot Surabaya melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) terus mempercepat revitalisasi HiTech Mall. Proyek ini tujuannya tidak hanya mempercantik wajah mal lama tersebut , tapi juga membuka ruang publik kreatif dan menambah kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tahun 2025, target PAD dari pemanfaatan aset daerah, termasuk HiTech Mall dipatok Rp 120 miliar.
Karena itu, dengan revitalisasi ini HiTech Mall diharapkan kembali bergeliat sebagai pusat ekonomi sekaligus ruang kreatif batu bagi warga Surabaya. KBID-BE