KampungBerita.id
Headline Teranyar

Ketua MUI Jatim Minta Masjid Assakinah Dibangun Kembali di Lokasi Semula

Ketua MUI Jatim, KH Abdussomad Buchori, Rosi Syuriah PCNU Surabaya, KH Mas Sulaiman, Ketua PCNU Surabaya, Ahmad Muhibbin Zuhri saat dengar pendapat di Komisi C DPRD Surabaya

KAMPUNGBERITA.ID – Pembongkaran Masjid Assakinah di Kompleks Balai Pemuda yang akan dibangun gedung DPRD Surabaya berlantai delapan di atasanya, terus menuai polemik. Kemarin (23/11), Komisi C DPRD Surabaya mengundang sejumlah tokoh dan ulama untuk membahas persoalan tersebut.

Mereka yang hadir diantarnya Ketua MUI Jatim, KH Abdussomad Buchori, Ketua PCNU Surabaya, Rois

Syuriah PCNU Surabaya, KH Mas Sulaiman, Ketua PCNU Surabaya, Ahmad Muhibid Zuhri, dan perwakilan

dari Muhammadiyah Surabaya. Selain itu hadir pihak Pemkot Surabaya yang diwakili Kepala Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang, Ery Cahyadi. Tampak tiga orang

pimpinan DPRD Surabaya juga hadir dalam pertemuan tersebut, ketiganya masing-masing Ketua DPRD

Surabaya, Ir Armuji, Wakil Ketua Masduki Toha, dan Dharmawan.

Pertemuan yang dipimpin Ketua Komisi C Syaifuddin Zuhri diawali dengan pemutaran video dimana loksi

masjid baru akan dibangun. Dengan memutar video, Syaifuddin Zuhri menjelaskan, nantinya Masjid

Assakinah direncanakan bakal dibangun kembali di lantai dasar, sementara di atasnya terdapat

gedung tinggi 8 lantai yang diperuntukkan untuk anggota dewan.

Artinya, berdasarkan design perancangan pembangunan yang ditunjukan oleh DPRD Surabaya dan Dinas

Permukiman Rakyat Cipta Karya, Masjid itu bakal menjadi satu dengan gedung baru DPRD Surabaya.

Atas rencana tersebut, Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdushomad Bukhori menolak keras. Menurutnya, hal

itu menurunkan status Masjid Assakinah.

“Dalam surat Al-Baqarah ayat 181, jelas sekali bahwa hal itu tidak diperbolehkan, merubah bentuk

masjid yang memang masjid asli menjadi masjid beratappkan gedung. Apalagi ini belum dibangun tapi

sudah digusur, apakah tidak ada lahan lain, di komplek seluas ini,” ujar Kiai Abdushomad.

Menurutnya, dengan merubah bentuk masjid itu juga merubah fungsi masjid menjadi hanya tempat

sholat.

“Mestinya harus ada upaya, kalau itu digusur maka syiar hilang. Problem masjid ini menjadi sangat

pelik karena ini pusat kegiatan keagamaan islam, ini persoalan umat. Bukan persoalan fasilitas bagi

anggota dewan,” ujarnya.

Ia pun menyayangkan langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota yang seakan-akan mengesampingkan

tempat-tempat ibadah seperti masjid.

“Surabaya ini belum punya masjid kota. Masjid Al-Akbar itu masjid nasional, bukan masjid kota. Lha

sekarang kok malah masjid Assakinah dibongkar,” ujar Kiai Abdushomad, yang juga menjadi Imam Besar

di Masjid Al-Akbar, Surabaya.

Dia menegaskan, tanah yang dipakai untuk masjid itu adalah wakaf, jadi harus dibangun masjid lagi

di atas tanah itu, pasca pembongkaran masjid As-Sakinah. Kiai Abdussomad meminta agar pembangunan

gedung lain selain masjid dilakukan di tempat lain, Masjid itu sebagai bangunan tersendiri, tidak

menyatu dengan gedung lain.

Dia juga menyayangkan pembongkaran Masjid As-Sakinah untuk pembangunan gedung baru dewan oleh

Pemkot Surabaya tanpa berbicara dulu dengan para ulama.

Sementara Sekertaris MUI Jatim, Muhammad Yunus, mengatakan jika nantinya perancangan masjid ini

tetap dilakukan sesuai rencana Pemkot, maka ini bisa diartikan sebagai upaya memecah belah umat

Islam. “Jangan membangun masjid untuk memecah belah umat Islam,” tegasnya.

Dia mengkritisi kepemimpinan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang dinialinya hanya peduli dengan

Taman.”Kalau taman dinjak-injak Risma pasti marah, tapi Masjid dibongkar dia diam saja” tegas

Yunus.

Yunus juga menyinggung soal hilangnya masjid akibat dibangunnya jalan MEER. Kata Yunus dirinya

sempat mempertanyakan hal itu ke Risma tapi tidak pernah mendapatkan respon.

Yunus meminta anggota dewan mundur dari posisinya jika sudah tidak mampu memperjuangkan aspirasi

masyarakat.

“Kalau anda tidak bisa mewakili kami silahkan pergi. Kami akan mencari wakil yang lain,” tegas

Yunus.

Yunus juga menilai ada kejanggalan dalam pola pembangunan yang dijalankan Walikota Surabaya, Tri

Rismaharini. Dimana Risma terkesan hanya peduli dengan kondisi taman yang ada di kota pahlawan.

Orang nomor satu di kota pahlawan tersebut terkesan lalai dengan masalah tempat ibadah. Contohnya

masjid yang berada di Middle East Ring Road (MERR). Masjid itu hilang tanpa bekas dan tidak kunjung

dibangun.

“Sama halnya Masjid As-Sakinah belum ada pengganti tapi sudah dibongkar,” kecam Yunus.

Hal senada juga dikatakan oleh oleh Rois Syuriah PCNU Surabaya, KH Mas Sulaiman. Menurutnya, masjid

Assakinah harus dibangun terpisah dengan gedung dewan. Sebab, awalnya sudah diwasiatkan menjadi

masjid yang berdiri sendiri, bukan yang menjadi satu dengan gedung. Kalau menjadi dengan gedung

dewan, itu namanya mushola, katanya.

“Ini jelas merubah fungsi masjid Assakinah, yang sebelumnya sudah berdiri sendiri dan diwasiatkan.

Surat menyurat hukum administrasi tidak bisa dikaitkan dengan hukum masjid,” ujar Kiai Sulaiman.

Pihak PCNU pun mengatakan tanah masjid Assakinah sudah diamanatkan oleh Wali Kota Surabaya

sebelumnya, Soenarto Soemoprawiro, saat peresmiannya pada tahun 1997.

“Ini berarti sudah diwasiatkan oleh Pak Narto. Saya masih ingat betul, karena saya dulu juga

berkantor di komplek ini,” ujar Ketua PCNU Surabaya, Muhibin Zuhri.KBID-NAK

Related posts

Berenang di Sungai BAT, Pelajar SMP Tenggelam

RedaksiKBID

FKS Nilai Kelangkaan Minyak Goreng Tak Cukup Diatasi dengan OP dan Penetapan HET

RedaksiKBID

Prabowo Capres 2024, Gus Fawait Bertekad Selesaikan PR Besar Gerindra di Jatim

RedaksiKBID