KAMPUNGBERITA.ID – Lantaran sudah lapuk dan tidak pernah diperbaiki sejak didirikan, rumah Mbak Supenah (58 tahun) di Dukuh Kupang Timur X-A/17, wilayah RT 2/RW VIII, Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan, ambruk saat hujan deras dan angin kencang pada Jumat (9/2) lalu.
Mbah Supenah yang merupakan janda 4 anak dengan 1 cucu dan keseharianya membuka warung kopi di teras rumahnya tersebut, terpaksa kos di tetangga dengan tarif Rp 450 ribu per bulan
Biaya kos Rp 450.000/bulan. Satu kamar di lantai dua ditempati anak dan cucunya. “Terkadang salah satu anak saya tidur di bawah (teras kos). Yang penting bisa buat taruh pakaian dan tidurnya anak serta cucu,” tutur Supenah.
Dia mengatakan, rumahnya buatan tahun 1975 dan tidak pernah dibangun karena tidak ada biaya. ”Saya janda dengan 4 anak. Anak saya menganggur dan kalau kerja seadanya,” sebut Supenah. Dia berharap rumahnya segera diperbaiki dan ditempati sehingga tidak perlu lagi kos.
“Pihak RW baru tahu tadi pagi (Senin, 12/2/2018). Langsung dilaporkan ke LPMK, kelurahan. Juga dilaporkan ke Mas Yayan yang merupakan jamaah pengajian saya. Oleh Mas Yayan disampaikan ke Bu Reni dari DPRD,” tutur Shulton, Ketua RW VIII, Kelurahan Pakis.
Musholli selaku Kasi Pembangunan Kelurahan Pakis menambahkan, pihaknya sudah mendata dan mengambil foto kondisi rumah yang ambruk. Selanjutnya akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial.
Sementara Senin (12/2), Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Reni Astuti S.Si yang mendapat laporan dari warga langsung mendatangi lokasi. Hadir juga dalam kunjungan tersebut, Kasi Trantib dan Pembangunan Kelurahan Pakis, Hajar Sulistiyono, Kasi Linmas Kelurahan Pakis, Yuli Purwianto, Staf Kasi Pembangunan Kelurahan Pakis, Musholli, Ketua RW VIII, Sulthon, serta Yayan dan Effendy warga yang melaporkan.
Diketahui, rumah Mbah Supenah yang merupakan janda 4 anak dan 1 cucu sudah dalam kondisi lapuk lantaran tidak pernah diperbaiki karena keterbatasan dana. Rumah tersebut kemudian roboh saat terkena hujan dan angin.
Usai melihat langsung kondisi rumah yang ambruk, Reni menyempatkan melihat kamar kos yang menjadi tempat tinggal sementara Supenah. Lokasinya ada di sisi Barat, bersebelahan persis dengan rumah yang ambruk. Dia bahkan sempat memberi bantuan uang kos selama sebulan. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban Supenah. Sementara hasil warung cukup untuk makan sehari-hari.
”Kita berharap Dinsos bergerak cepat menangani masalah-masalah seperti ini,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya yang akrab disapa Mbak Reni tersebut.
Dia menjelaskan bahwa dirinya sudah melaporkan ke Dinas Sosial (Dinsos) yang menjalankan program RTLH dan akan mengawal proses perbaikan rumah karena kondisi darurat dan status tanah memenuhi kriteria program. Sebelumnya, rumah Supenah tidak masuk usulan karena tidak terpantau.
”Kalau rumah Mbah Supenah ini lebarnya sekitar 4 meter dan panjangnya sekitar 15-an meter. Perbaikan menyesuaikan anggaran yang tersedia. Yang penting setelah diperbaiki bisa ditempati Mbah Supenah dan 4 anaknya berikut 1 cucu,” kata Mbak Reni. KBID-NAK