KAMPUNGBERITA.ID – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2021, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) dan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) PCNU Kota Surabaya akan mementaskan drama semi dokumenter “Kanvas Sunyi Kyai Ridlwan”. Acara ini digelar di Auditorium Universitas Ciputra, Selasa (26/10/2021) pukul 19.26.
Wakil Ketua PCNU Kota Surabaya KH Sholahuddin Azmi mengucapkan terima kasih kepada Lesbumi dan LPNU yang membuat drama teatrikal yang merupakan kolaborasi seni drama, film, dan musik.
Kenapa diberi judul ” Kanvas Sunyi Kyai Ridlwan”? Menurut dia, ini tentang sejarah terciptanya lambang NU, dan tidak semua orang tahu bagaimana lika-liku atau perjuangan KH Ridlwan Abdullah yang ditugasi KH Hasyim Asyari untuk membuat lambang NU. “Semua ini divisualisasikan dalam drama ” Kanvas Sunyi Kyai Ridlwan” ini, ” ujar cucu KH Ridwan Abdullah.
Dia mengatakan, dari pertunjukan drama ini ada sesuatu yang bisa dijadikan suri tauladan, yakni akhlak dan adab dari para kiai NU yang menjadi kisah utama dalam drama yang mengambil lokasi syuting di Surabaya dan Jombang ini.
Kenapa para pemain drama ini usianya masih muda-muda, KH Sholahuddin Azmi menuturkan, jika pihaknya ingin menampilkan cerita visual seperti kejadian pada 1926. ” Makanya para pemeran drama ini kita minta yang muda-muda, sekitar usia 37-40, bukan kiai sepuh,” ungkap dia.
Begitu juga dengan dialognya, dialog sehari-hari seperti apa adanya, seperti tahun tersebut.” Jadi ada yang panggil mas atau kang, “imbuh dia.
Karena itu,lanjut dia, jika ingin mengerti sejarahnya bagaimana proses KH Ridwan Abdullah menciptakan lambang NU, hingga harus melakukan
salat Istikhoroh, minta petunjuk kepada Allah SWT, maka silakan tonton drama ini. “Kalau saya ceritakan cukup panjang. Untuk itu, silakan tonton drama fenomenal yang lahir dari Surabaya ini,” pungkas dia.
Bagaimana perasaan Mundzir, pemeran utama KH Ridlwan Abdullah? Dia mengaku jika dirinya tak punya basic pemeran drama atau film. Tapi karena perintah para kiai ya tugas tersebut diterimanya.
” Selama ini saya telah mempersiapkan diri dengan baik. Setiap akan syuting tak lupa kita kirim Al-Fatehah kepada beliau,” tandas dia.
Sementara bagi masyarakat umum, khususnya warga Nahdliyin yang ingin tahu sejarah terciptanya lambang Nahdlatul Ulama (NU) bisa menyaksikan drama semi dokumenter ini dengan tiket Rp 100 ribu free kaus.
“Karena ini masih masa pendemi Covid-19, penonton kita batasi. Dan tiket tinggal 25 seat,” ujar Ketua LPNU Surabaya Abdul Cholil di Kantor PCNU Kota Surabaya,Minggu (24/10/2021) petang. KBID-BE