KAMPUNGBERITA.ID – Kawasan hutan di pelosok Kabupaten Nganjuk tepatnya di Desa Bendoasri Kecamatan Rejoso, Nganjuk yang memiliki 600 hektare lahan tanaman porang menjadi jujugan kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Minggu (10/3) sore.
Bukan tanpa alasan, tanaman Porang ini merupakan produk unggulan Jawa Timur yang seratus persen hasilnya diekspor ke luar negeri. Tamanan jenis umbi-umbian ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung di Jepang, kosmetik, penjernih air, untuk bahan pembuatan lem, dan juga jelly.
Lahan tanaman yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Artomoro dan juga LMDH Trimulyo ternyata ditemukan banyak masalah dan siap difasilitasi oleh Pemprov Jawa Timur.
“Yang pertama, porang ini adalah komoditas yang bangak orang tidak ketahui, tapi ini sebenarnya adalah keunggulan Jawa Timur dan seratus persennya di ekspor,” kata Khofifah di tengah hutan yang ditanamani porang siap panen.
Gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu lincah meninjau langsung dan melihat bagaimana tanaman porang dibudidayakan.
“Maka saya harap kataknya, yaitu biji yang nanti bisa ditanam lagi, jangan sampai dilepas ke luar. Sehingga kita akan fokus porang ini sebagai produk unggulan Jawa Timur,” tegas Khofifah.
Untuk itu, ia siap melalui Pemprov Jawa Timur membuat regulasi untuk bisa melarang pengiriman ekspor biji atau katak yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman porang.
Selama bercengkrama dengan para petani porang, Khofifah banyak dicurhati tentang masalah penyakit yang kini menyerang tanaman porang. Yang dampak dari penyakit tanaman ini bisa menurunkan 75 persen produksi porang petani.
Jika semula per hektar bisa menghasilkan porang sebanyak 15 ton, gara-gara penyakit yang tidak diketahui petani itu, produksi panen porang hanya tersisa 5 ton per hektar, maksimal.
“Nah untuk masalah ini saya akan tugaskan Kepala Dinas Kehutanan karena memang sudah dalam komitmen akan bertemu dengan tim dari Universitas Brawijaya, kalau bisa pusat studinya tetap jalan, namun saya ingin Universitas Brawijaya mengirim tim kalau ada yang mau menulis penelitian untuk S1, S2 untuk kajian khusus porang sehingga kita punya center of excellent untuk porang dan mengatasi masalah petani,” kata wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial ini.
Sebab sampai saat ini petani belum bisa melakukan apapun terhadap penyakit di tanaman porang. Lantaran belum ada yang mengkaji penyakit tersebut dan apa obat yang tepat.
Tidak hanya itu, untuk fasilitasi para petani porang pasca panen, Khofifah bersama Pemprov Jawa Timur siap mengirimkan bantuan berupa slicer atau perajang dan juga oven
Yang tujuannya untuk meningkatkan nilai ekonomis porang saat dijual ke pengepul atau ke konsumen. Terutama lantaran selama ini petani kerap mengalami kesulitan mengeringkan porang. Padahal harga jualnya saat kondisi kering bisa mencapai lima kali lipat.
Dalam kunjungan menyapa para petani hutan, Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan bahwa pihaknya kini komitmen untuk memperjuangkan nasib dan hak para petani hutan. Khofifah mengatakan pihaknya menyampaikan kondisi LMDH Jatim secara khusus ke Presiden Joko Widodo.
“Hasil rapat terbatas bersama Presiden yang lalu secara khusus saya membawa hal yang terkait dengan LMDH di Jtim ini. LMDH Jawa Timur yang sudah terakreditasi di notaris itu 1500 an, lalu sebanyak 330an yang sudah dapat SK dari Menkumham, yang belum dapat akte notaris masih ada 155 LMDH,” tegas Khofifah.
Dari rapat terbatas itu, Menkumham sudah menyampaikan padanya secara khsusus bahwa pihaknya akan mempersiapkan akte notaris LMDH Jawa Timur dan memercepat legalitas hukumnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menyebut bahwa ia tengah memperjuangkan agar LMDH Jawa Timur semuanya bisa masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK).
Agar seluruh petani yang sudah bercocok tanam di hutan bisa mendapatkan jatah pupuk bersupsidi, alshintan, dan juga kebutuhan pertanian yang lain.
“Saya sampaikan ke presiden bagaimana petani yang sudah bercocok tanam di hutan, presiden minta pastikan semua terlindungi. Nah saya sampaikan juga bagimana masyarakat yang sudah cocok tanam tapi belum masuk RDKK, presiden minta pastikan legalitasnya terpenuhi dan masuk RDKK,” tandasnya.
Untuk itu berdasarkan arahan Kementerian Kehutananan, harus segera ada pendataan bersama dengan bupati di Jatim untuk bisa diajukan agar LMDH masuk dalam RDKK.
“Nah tanggal 20 besok kita akan rapat dengan dirjen tanaman pangan, terkait dengan data dari petani yang ada di wilayah LMDH yang belum masuk RDKK berapa dan mana saja, atau mungkin belum tercukupi pupuk, alshintannya. Perlindungan petani LMDH ini secara khusus saya sampaikan ke ratas,” tandasnya.
Sementara itu Ketua LMDH Artomoro Rianto mengatakan terima kasih pada Gubernur Khofifah. Ia menyebut baru kali ini ada gubernur yang mau bersambang melewati 10 kilometer jalan tak layak untuk meninjau langsung budidaya tanaman petani LMDH, khususnya porang.
“Ini sejarah, perjalanan ke sini dari kota 1,5 jam dengan kondisi yang jalannya seperti itu (rusak), kami senang ibu gubernur menyapa kami,” kata Rianto.
Ia mengatakan ada dua hal yang ingin Pemprov turun membantu dalam budidaya porang. Pertama adalah maslah penanganan penyakit di daun tanaman yang hingga kini belum dkketahui jenis penyakit dan obatnya.
“Kami sementara ini ya diam saja, karena takut memberikan obat yang salah dan malah menurunkan produksi. Karena memang belum ada kajiannya,” katanya.
Selain itu ia juga meminta bantuan slicer dan oven. Agar bisa meningkatkan nilai jual petani. Pasalnya jika dijual basah, porang hanya laku maksimal Rp 10 ribu perkilo gramnya. Sedangkan jika dijual kondisi kering naik menjadi Rp 50 ribu perkilogramnya. KBID-DAY