KAMPUNGBERITA.ID – Klaim Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang menyebut Surabaya masuk Zona Hojau pandemi Covid-19 banyak menuai kontroversi. Sebelumnya Pemkot menyebut zona hijau merujuk pada situs data sebaran yang dinilai berasal dari Kemenkes, yakni covid-monitoring.kemkes.go.id.
Namun, hal ini dibantah Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Achmad Yurianto. Dia menyatakan situs itu bukan milik Kemenkes. Dia menyebut Kemenkes hanya memiliki satu akun resmi yakni covid19.kemkes.go.id. Sedangkan situs lain untuk melihat perkembangan data Corona ialah covid19.go.id, yang merupakan situs resmi dari Satgas COVID-19.
“Bukan (milik Kemenkes), karena nggak jelas dan nggak update,” kata Yuri, Senin (3/8) malam.
Kemudian, terhadap situs itu, Yuri menyampaikan pihaknya akan melakukan penelusuran. “Situs ini sedang saya telusuri, karena P2P tidak membuat dan 199 punya situs sendiri. Saya tidak bisa buka (situs yang dimaksud) dan data tidak update,” imbuh dia.
Sejumlah awak media mencoba menelusuri website yang disebut oleh Yuri tersebut. Ternyata benar tidak bisa diakses dan error. Disaat bersamaan website resmi Covid19.go.id. Rabu (4/8) tepat pukul 13.00 WIB coba diakses dan hasilnya Surabaya masih secara jelas berstatus zona merah atau risiko tinggi.
Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo secara tegas juga membantah pernyataan dari Risma yang menyebut Surabaya saat ini telah masuk dalam katagori zona hijau.
“Gak bener, saya gak tau itu dapat data dari mana. Surabaya masih zona merah, sejak PSBB pertama sampai hari ini masih merah. Orange saja belum pernah. Sidoarjo malah pernah orange satu minggu dan sekarang kembali merah.” Ujarnya.
Menurut dia sampai saat ini masih terjadi penambahan kasus yang cukup tinggi di Surabaya. Bahkan secara kumulatif penambahan masih terbanyak se-Jatim, meski tak dipungkiri memang rate of transmission dan angka kesembuhan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Selain itu kata dia angka penambahan kasus di Surabaya masih sangat tinggi dan penularannya tersebar di banyak tempat.
Dengan fakta itu juga, Windhu khawatir klaim Risma tentang Surabaya zona hijau membuat warga akan lebih bebas tanpa protokol kesehatan. Padahal, nyatanya penularan masih tinggi. KBID-DJI