KAMPUNGBERITA.ID-Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Ir H Sigit Sosiantomo melaksanakan sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Sedati, Sidoarjo, Jumat kemarin.
Dalam sambutannya, Sigit Sosiantomo menukil dari Berthold Brecht, seorang penyair Jerman, yang juga dramawan, sutradara teater, yang nasehatnya penting untuk direnungkan. “Buta yang terburuk adalah buta politik”. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga beras, harga ikan, harga tepung, harga BBM, biaya sewa, harga sepatu dan obat-obatan semua tergantung pada keputusan politik”
Menurut Sigit, sosialisasi 4 Pilar MPR RI adalah bagian dari sekolah politik tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di saat banyak yang tidak ikut berpartisipasi dalam peristiwa politik.
Karena itu, Sigit mengajak masyarakat berjuang bersama PKS untuk memilih pemimpin, bukan penguasa. Karena kekuasaan bisa mendorong untuk berbuat korupsi. Dan,
PKS lahir untuk membela rakyat yang dilandasi oleh Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara.Partisipasi masyarakat dalam peristiwa politik menghadirkan konstitusi.
“Pemikiran yang sangat maju, hebat, dan luar biasa. Selain menetapkan tujuan negara kita untuk bangsa kita sendiri, juga merumuskan tujuan besar untuk ikut serta dalam melaksanakan perdamaian dan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Jadi, semua ini memiliki visi kebangsaan sekaligus juga memiliki visi global. Ini sudah dipikirkan sejak 77 tahun yang lalu,”ungkap dia.
Semua kader dan pengurus PKS, lanjut Sigit, harus mencintai negara ini, memiliki kontribusi bersama dengan elemen bangsa lainnya untuk mencapai tujuan bangsa.
“Wujud PKS cinta NKRI dan memiliki semangat kolaborasi adalah setiap anggota PKS harus siap bekerjasama dengan semua elemen bangsa dalam menghadirkan kebaikan di sekitar kita. Perjuangan yang paling tinggi adalah berani menyampaikan kebenaran,” imbuh dia.
Sosialisasi empat pilar merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh MPR yang bertujuan untuk menggali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“NKRI harga mati adalah kita berbangsa satu yaitu Indonesia, akhlak dibangun dengan wawasan yang luas tidak ada egosentris siapa yg lebih baik dari yg lain. Empat pilar ini diharapkan dapat dipahami secara utuh, menyeluruh dan berkelanjutan,” tandas dia.
Lebih lanjut, Sigit Sosiantomo menjelaskan, bahwa hukum tertinggi di NKRI adalah UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Ruh dari UUD 1945 itu sendiri adalah Pembukaan UUD 1945 dimana ada tujuan dan dasar negara Indonesia.
“Pembukaan UUD 1945, dokumen yang tidak boleh diubah, bukti kita cinta NKRI harus menghayati dan mengamalkan pembukaan UUD 1945,”kata Sigit yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PKS.
Acara sosialisasi berlangsung dengan khidmat, dan diakhiri dengan foto bersama serta obrolan ringan seputar pembangunan di desa, khususnya Kecamatan Waru dan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. KBID-BE