KAMPUNGBERITA.ID – Sejak dibuka pelayanan cuci darah (hemodialisa) 2 tahun lalu, pasien selalu penuh dan menyisakan daftar tunggu panjang. Pada saat pertama dibuka, mesin cuci darah yang dioperasionalkan berjumlah 4 unit dan bisa melayani 12 pasien.
Pertengahan tahun 2017 sift jaga ditambah menjadi pagi dan sore sehingga jumlah pasien yg bisa dilayani bertambah menjadi 24 orang. Walaupun demikian daftar antrian masih cukup panjang, yaitu ada 43 orang. Oleh karena itu per 1 Pebruari 2018, mesin cuci darahnya ditambah 3 unit lagi sehingga bisa melayani 47 pasien.
Jumlah penderita gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah di Kabupaten Pasuruan terus meningkat tiap tahun. Pada akhir tahun 2017 ada sekitar 96 orang. Yg bisa dilayani RSUD Bangil saat ini hanya 47 orang. Sisanya dilayani oleh RS Saiful Anwar Malang, RSUD Sidoarjo dan RS dr Soetomo Surabaya.
Pelayanan cuci darah RSUD Bangil dilakukan oleh dr Budi Santoso, Sp PD, FINASIM dan 6 perawat ahli di bidang hemodialisa. Untuk menjaga mutu pelayanan dilakukan supervisi berkala oleh dr Atma Gunawan, Sp PD, KGH atas rekomendasi Pernefri Jawa Timur.
Dengan adanya pelayanan cuci darah di RSUD Bangil maka warga Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya bisa sangat terbantu terutama bagi penderita gagal ginjal. Mereka bisa cuci darah dg teratur, mudah dan murah karena biaya cuci darah ditanggung sepenuhnya BPJS Kesehatan.
Sementara jumlah dokter spesialis yang dimiliki RSUD Bangil belum memenuhi standart. Humas RSUD Bangil, Ghozali yang dikonfirmasi Harian Bangsa menuturkan bahwa untuk kenaikan kelas rumah sakit RSUD Bangil memang terganjal dokter spesialis. Kalau untuk sarana dan prasarana penunjang yang dimiliki rumah sakit plat merah ini sudah sangat layak.
Ghozali meyakinkan, manajemen masih mengupayakan kekurangan dokter spesialis di RSUD Bangil . Setidaknya, Maret bisa terpenuhi. Sehingga, triwulan pertama atau triwulan ke dua tahun ini, kenaikan dari tipe C ke tipe B bisa dipenuhi. KBID-PSR