KampungBerita.id
Headline Peristiwa

Korban Tewas Gempa Lombok Sementara 98 Orang, Ribuan Bangunan Rusak

Warga mengevakuasi sepeda motor yang tertimbun reruntuhan bangunan usai gempa terjadi

KAMPUNGBERITA.ID – Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Lombok, NTB pada Minggu (5/8) terus bertambah. Data terakhir yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan korban tewas sudah mencapai angka 98 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban meninggal dari gempa bumi Lombok akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Menurut Sutopo, daerah terparah yang dihantam gempa berada di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Sebagian besar korban tewas disebabkan akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Sejauh ini tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan penyisiran. Mereka mengalami kesulitan melakukan evakuasi karena kondisi yang gelap, bahkan sebagian area mengalami pemutusan aliran listrik dan sebagian komunikasi mati.

“Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu, gempa susulan terus berlangsung,” ujar Sutopo.

Tim SAR gabungan memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena jumlah kerusakan masih terus didata.

Seperti diketahui, gempa yang menggoyang Lombok terjadi ketika masyarakat di sana tengah melakukan pemulihan dari gempa sebelumnya yang berkekuatan 6,4 SR. Bahkan, gempa yang terjadi pada Minggu malam (5/8) jauh lebih dahsyat yakni mencapai 7,0 SR dan berpusat di kedalaman kurang dari 20 kilometer, di area darat pula.

“Gempa bumi ini bersifat destruktif atau menghancurkan,” ujar Sutopo.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengaktifkan peringatan akan terjadinya gelombang tsunami. Namun, dalam kurun waktu satu jam peringatan itu dicabut. Walaupun menurut data dari BMKG, gelombang tsunami sudah sempat menghantam wilayah pesisir dengan ketinggian 10-13 centimeter.
Pasca terjadinya gempa besar sekitar pukul 18:46 WITA, Lombok sudah digoyang 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

“BMKG menyatakan gempa berkekuatan 7,0 SR adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya, artinya kecil kemungkinan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar,” kata Sutopo.

Menurut Sutopo, tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan ke Lombok. Selain itu, fokus utama dari tim SAR gabungan saat ini adalah melakukan pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang tertimpa gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

“Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, makanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya,” kata dia.

Untuk sementara waktu, kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Timur dan Mataram diliburkan. Petugas khawatir bangunan sekolah akan ambruk pasca digoyang gempa sehingga menambah jumlah korban

Selain korban meninggal, ada ratusan korban yang luka-luka dan kebanyakan dirawat di luar puskesmas dan luar rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak dan kekhawatiran akan gempa susulan. Ribuan rumah juga mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman akibat gempa magnitudo 7 tersebut.
Diperkirakan korban terus bertambah dan jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Pencarian korban Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan, sedangkan dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat telah dikirimkan.

BNPB terus mendampingi pemeritah, baik provinsi dan kabupaten/kota terdampak dan bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, lembaga swadaya masyarakat, relawan, dan lainnya terus melakukan penanganan darurat. TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan, yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda, dan alat komunikasi.

Di sisi lain, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa bumi yang baru saja terjadi di wilayah Lombok dengan magnitudo 7 berlokasi di lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Tepatnya berlokasi di darat pada lerang utara timur laut Gunung Rinjani pada jarak 18 kilometer arah barat laut Lombok Timur pada kedalaman 15 kilometer,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, gempa bumi ini tergolong gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan yang naik. BMKG menyatakan gempa ini merupakan gempa bumi utama dari rangkaian gempa pendahuluan.

“Mengingat pusat gempanya sama dengan gempa bumi yang terjadi tanggal 29 Juli 2018 lalu maka BMKG menyatakan gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama, atau main shock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya,” kata dia.

Dwikorita juga menyatakan masyarakat di Lombok yang sempat mengungsi ke dataran tinggi bisa kembali ke permukiman asalnya.

“Yang rumahnya tidak rusak, tidak retak, sudah aman untuk kembali ke rumah meskipun tetap harus waspada. Dan juga aman apabila rumahnya di dekat pantai karena peringatan dini tsunami telah berakhir,” kata Dwikorita. KBID-NAK

Related posts

Dianggap Kaum Perempuan, Istri Pemilik Nikahsirri.com: Suami Saya sudah Gila!

RedaksiKBID

PT SIER Tolak Beber Hasil Uji Lab soal Pencemaran Debu, Arif Fathoni: Satgas Gakkum KLHK Akan Investigasi

RedaksiKBID

Penemuan Jasad Bayi Laki-Laki Gegerkan Warga Buduran, Polisi Selidiki Pelakunya

RedaksiKBID