
KAMPUNGBERITA.ID – DPRD Kota Surabaya mendorong pemkot Surabaya memfasilitasi Program Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) sebagai solusi penyediaan hunian layak dan terjangkau di tengah keterbatasan lahan perkotaan.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Eri Irawan. Menurut dia, penataan ruang ke depan, pihaknya harus mendorong perkembangan kota ke atas, bukan melebar. Mengingat penduduk Surabaya terus bertambah dengan laju pertumbuhan 0,45 persen per tahun, sedangkan ruang tidak bertambah. “Konsolidasi tanah vertikal bisa menjadi bagian dari solusi,”ujar Eri Irawan dikutip, Ksmis (25/9/2025).
Dia menjelaskan, skema konsolidasi tanah vertikal dilakukan dengan menggabungkan beberapa bidang tanah dalam satu kawasan untuk dikembangkan menjadi bangunan bertingkat, seperti rumah susun atau flat 4 hingga 6 lantai.
Politisi muda PDI-P ini menyebut penggunaan lahan di Surabaya masih didominasi hunian tapak, meski kepadatan penduduk sangat tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 mencatat kepadatan penduduk Surabaya mencapai 8.600 jiwa per kilometer persegi, jauh di atas rata-rata nasional 147 jiwa per kilometer persegi.
“Artinya, kita harus mendorong vertikalitas sebagai strategi perkotaan, baik untuk tujuan ekologi, sosial-ekonomi, maupun estetika kota,”tandas dia.
Eri Irawan mencontohkan program serupa di Jakarta yang berhasil mengubah rumah sempit berukuran 5 hingga 6 meter persegi menjadi hunian flat 18 meter persegi melalui konsolidasi tanah vertikal di kawasan Palmerah dan Tanah Tinggi.
“Konsolidasi tanah vertikal menciptakan hunian layak sekaligus menjamin kepastian hukum tanpa relokasi bagi masyarakat,” ungkap dia.
Namun, mantan jurnalis ini menekankan keberhasilan program ini bergantung pada kesepakatan warga, keterlibatan komunitas, dan regulasi yang jelas. Pemkot Surabaya diharapkan dapat memfasilitasi penataan zona sekaligus menghubungkan dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
“Pembentukan koperasi perumahan bisa menjadi opsi pengelolaan. Sekaligus ini mencerminkan gotong royong khas Surabaya, dari proses awal hingga konsolidasi lahan,” pungkas dia. KBID-PAR-BE