KampungBerita.id
Kampung Bisnis Kampung Raya Surabaya Teranyar

Upaya Dinas Koperasi Ramaikan SWK, Datangkan Chef Profesional biar Makanan Enak dan Menarik

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati.@KBID-2024.

KAMPUNGBERITA.ID-Di Surabaya ada 49 Sentra Wisata Kuliner (SWK) yang aktif. Hanya saja tidak semuanya ramai. Banyak juga pedagang di SWK yang mengeluh sepi pembeli.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengakui, memang banyak pedagang mengeluh jika kondisi SWK sepi pembeli. Namun tidak semua SWK sepi. Masih banyak yang ramai pembelinya.

“Sebenarnya SWK yang sepi itu kan yang lokasinya di pinggir atau jauh dari keramaian. Tapi yang dekat kampus, perkantoran, atau pasar tetap ramai. Ini karena lokasinya memang strategis,”ujar dia usai pembahasan bersama Pansus LKPj 2023, kemarin.

Meski demikian, kata dia, Dinas Koperasi tetap memberikan semangat kepada para pedagang dan memikirkan bagaimana caranya untuk meramaikan SWK tersebut. Termasuk mengajak staf kecamatan kalau makan siang di SWK wilayah masing-masing.

Dewi menyebut beberapa penyebab sepinya SWK. Selain lokasinya kurang strategis, juga rasa makanannya kurang enak.Untuk menggairahkan SWK tersebut, lanjut dia, Dinas Koperasi telah mendatangkan chef profesional untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang di SWK.

“Ya ini agar menu makanan yang dijual di SWK enak dan menarik,”ungkap dia.

Selain menggandeng chef, berbagai Universitas di Surabaya juga digerakkan untuk pembinaan pedagang. Kini, Pemkot Surabaya juga memberikan fasilitas tambahan seperti single chasier di setiap SWK untuk mempermudah transaksi.

Lebih dari itu, lanjut dia, Dinas Koperasi, juga mengadakan marketing secara online.”Kita juga mengajarkan mereka untuk cara berdagangnya, sehingga SWK itu bisa ramai pembelinya,”tandas Dewi.

Tidak hanya itu, untuk membuat pengunjung nyaman dan betah, jelas Dewi, Dinas Koperasi pun memberikan fasilitas wifi dan lain-lain. Pokoknya SWK jangan sampai kalah dengan warung kopi (warkop). Mengingat di mana pun lokasinya , warkop selalu ramai pengunjung.

Dia menambahkan, di setiap SWK kan ada pendampingan pengelolaan. Karena itu, pihaknya akan melakukan evaluasi dan perbaikan. Bahkan, beberapa SWK sudah dicarikan
corporate social responsibility (CSR) perusahaan untuk membantu perbaikan fasilitas dan pengelolaan.

Soal keberadaan PKL di sekitar SWK yang sempat jadi sorotan anggota Pansus LKPj 2023, Dewi menuturkan, sebenarnya pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Satpol PP untuk merapikan PKL tersebut. Ketika PKL itu ber-KTP Surabaya, maka akan dimasukkan ke SWK.

Dia menyatakan, pada 2024 retribusi dari SWK dinolkan untuk perbaikan ekonomi. Karena pasca Covid-19 para pedagang SWK tidak mampu membayar retribusi.

“Jadi kita ingin ada perbaikan perekonomian lebih dulu. Ketika mereka nanti rerata sudah mampu membayar retribusi, baru kebijakannya diaktifkan lagi atau tidak. Ya, lihat saja nanti. Tapi sekarang masih digratiskan, ” ungkap dia.

Sementara Ketua Pansus LKPj 2023, Camelia Habiba menyatakan, jika pedagang SWK banyak yang bangkrut karena sepi, tapi Dinas Koperasi tidak mengakui ada sejumlah SWK yang mati.

“Dinas Koperasi hanya mengatakan kadang sepi, kadang ramai. Tapi secara kasat mata banyak pedagang SWK yang La Yamutu Wala Yahya, hidup segan mati tak mau,”ujar dia.

Untuk meramaikan SWK, kata Habiba, perlu adanya sinergi dengan berbagai OPD. Misalnya dengan Dinas Pariwisata. Bagaimana pelaku seni atau seniman ditaruh di sana untuk menghidupkan SWK.

Selain itu, juga perlu menggandeng pengusaha- pengusaha yang memang mempunyai jiwa dagang. Selama ini, tegas Habiba, pembangunan SWK saja, untuk desainnya pedagang tak pernah diajak bicara. Sehingga konsep- Konsep itu tidak sesuai dengan keinginan pedagang.

“Itu yang menjadi salah satu faktor kegagalan SWK menggaet pengunjung, ” beber dia .

Dan yang tak kalah penting, kata politisi PKB ini, harus ada pendampingan maindset. Selama ini, Pemkot Surabaya tidak menyentuh atau membangun sumber daya manusia (SDM) masyarakatnya. Misalnya, sehari dagangannya tak laku, lantas mutung. Esoknya tak mau jualan lagi dan akhirnya kembali berjualan di jalan. KBID-BE

Related posts

Surabaya Tak Lelah Membantah Data, Gugus Tugas Covid-19 Jatim: Kalau Input 0, Maka yang Muncul 0

RedaksiKBID

Sistem Zonasi Banyak Dikeluhkan Warga, PPDB 2023/2024 Jadi Perhatian Serius Komisi D

RedaksiKBID

Jatim jadi Pembina Terbaik K3, Gubernur Khofifah Ajak Pengusaha Nihilkan Kecelakaan Kerja

RedaksiKBID