KAMPUNGBERITA.ID – Politisi PPP, Ahmad Baidowi, mengatakan, peta politik di Jawa Timur (Jatim) cukup dinamis, termasuk dengan munculnya bagi pasangan calon gubernur yang akan berlaga di Pilkada Jatim 2018.
“Masyarakat Jatim yang multikultur menjadi tantangan tersendiri bagi parpol dalam pilkada. Sosial-politik di Jatim terbagi dalam wilayah Mataram dan Tapalkuda. Wilayah Tapalkuda pun masih terbagi antara Madura, Jawa dan Pendalungan (perpaduan Jawa-Madura) belum lagi yang Mataraman juga terbagi lagi ke dalam beberapa entitas,” ujar Baidowi di Gedung DPR RI Jakarta.
Baidowi menjelaskan, dalam menghadapi Pilkada Jatim, PPP tidak bisa mengusulkan calon sendiri, oleh karenanya partai berlambang Kabah tersebut harus berkoalisi dengan partai lain.
“Hingga saat ini baru Gus Ipul yang hampir pasti berangkat dengan kekuatan 20% kursi PKB di DPRD. Sebagai basis pemilih NU, tentu parpol akan melakukan kalkulasi politik yang matang. PPP sendiri karena tak punya kecukupan kursi, maka harus berkoalisi, diantaranya menjajaki komunikasi dengan parpol yang akan mengusung Khofifah,”jelas dia.
Baidowi melanjutkan, pilihan PPP di dalam menghadapi Pilkada Jatim ditentukan setelah melakukan konsultasi kepada para ulama.
“Beberapa waktu lalu Ketua Umum PPP, Romi, sudah komunikasi dengan KH. Muhammad Syamsul Arifin di Ponpes Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura, dan juga KH. Azaim Ibrahimy di Sukorejo Situbondo,”tutur dia.
Baidowi mengungkapkan partainya pada akhir Oktober ini akan memberikan keputusan kepada siapa akan memberikan dukungan.
“Akhir bulan ini Insya Allah sudah keputusan dari PPP kepada siapa rekomendasi turun. Gus Ipul daftar di DPW, khofifah daftar di DPP. Semuanya sama prosedural. Beliau berdua hanya menyarankan PPP mendukung figur yg bermanfaat bagi perjuangan PPP utk masyarakat Jatim. Siapa figurnya diserahkan ke DPP untuk memutuskan,” pungkas Baidowi. KBID-NAK