KampungBerita.id
Surabaya Teranyar

Sentra PKL dan UKM sepi Pengunjung, Dewan Minta Pemkot Lakukan Pembenahan

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Dharmawan

KAMPUNGBERITA.ID – Kabar sepinya pengunjung ke sentra-sentra PKL dan UKM yang sudah dibanguan Pemkot Surabaya di beberapa lokasi, memantik rekasi Wakil Ketua DPRD Surabaya, Dharmawan. Kader PartaI Gerindra tersebut mengaku sudah mengunjungi beberapa sentra kuliner dan UKM, salah satunya sentra kuliner dan UKM di Kecamatan Jambangan.

Dia mengaku prihatin dengan kondisi sepinya pengunjung di sentra kuliner dan UKM tersebut. Menurutnya, Sentra PKL dan UKM tersebut kalah ramai dengan warung-warung kopi (Warkop) milik masyarakat yang menyebar di hampir semua lokasi di Surabaya.

”Sangat disayangkan, padahal ini dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit,” katanya.

Menurutnya, tak hanya di Jambangan, sejumlah sentra PKL dan UKM lainnya di beberapa tempat di Surabaya juga sepi pengunjung. Ia pun mengingatkan, jangan sampai anggaran besar itu terbuang tanpa ada nilai manfaat untuk warganya.

“Desain dan fasilitas adalah masalah utama di setiap sentra PKL. Masak kalah sama warkop yang didesain bagus dan ada fasilitas wifi gratis. Sentra PKL mestinya bisa mengadopsi itu,” kata Cak Aden sapaan akrabnya.

Dia mengatakan, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hanya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Sentra PKL dan Sentra UKM, tetapi tidak konsisten dalam memikirkan pengembangannya.

“Jangan anggaran yang diperbesar hanya untuk pembangunan fisik tapi tidak dibarengi dengan visi dan kebutuhan pasar,” kata dia.

Untuk itulah, kata Cak Aden, harus ada evaluasi langkah dan terobosan apa yang harus dilakukan pemkot. Terutama dalam menarik minat pengunjung di sentra kuliner dan UKM. ”Sangat disayangkan bila kemudian justru kehadirannya kembang kempis,” tegasnya.

Selain menunjungi sentra PKL dan UKM, Aden juga berkunjung ke salah satu sentra batik Kota Surabaya di Kelurahan Karah. Di Kampung Batik Karah ini, sejumlah pelaku ekonomi menggeluti kerajinan batik. Dengan kreativitas olah pola di atas kain itu, warga Karah menyandarkan ekonomi mereka pada kegiatan membatik, baik itu batik tulis, batik cap, maupun batik sablon.

Salah satu pegiat batik di Kampung Batik Karah ada di Jalan Ketintang Madya III No 18-20.
Inilah salah satu usaha kecil menengah (UKM) di Surabaya yang memberi kontribusi kepada warga.

“Pelaku ekonomi kerakyatan harus terus didorong. Mereka tidak pernah menggantungkan bahan baku dari luar. Mereka tahan banting terhadap krisis,” ucap Cak Aden.

“Surabaya memiliki potensi besar untuk pengembangan batik. Namun sejauh ini sentuhan terhadap batik di kota ini belum maksimal. Saya berusaha memacu sentra batik ini bersama warga,” kata Ary Widarto, pegiat batik sekaligus pemilik Sentra Batik Karah.

Belum banyak perajin batik di Kampung Karah. Karena itulah, Ary menyambut baik kunjungan wakil ketua Dewan tersebut. Ary adalah alumni Akuntansi Unair yang sudah sejak tahun 2008 menggeluti aktivitas batik.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, memang perlu ada perbaikan di beberapa sentra UKM.

Dia mengaku telah memiliki rencana untuk mengatasi masalah sentra kuliner yang sepi. Termasuk perbaikan terhadap sentra kuliner di Convention Hall Jl Arif Rahman Hakim.

“Kami sudah punya rencana untuk menghidupkan kembali sentra kuliner itu,” ujar Eri. (*)

Related posts

Robert Simangunsong Mundur dari Ketua NasDem Surabaya, Siapakah Penggantinya?

RedaksiKBID

Tawarkan Lelang Keperawanan dan Kawin Kontrak, Pemilik Situs Nikahsirri.com Wajibkan Anggota Miliki Koin Mahar

RedaksiKBID

MUI Surabaya Tekankan Masjid-Masjid Lebih Efisien Gunakan Air PDAM

Baud Efendi