KAMPUNGBERITA.ID-Penggiat lingkungan dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) memperingati Hari Air Sedunia 2022 di perempatan Jalan Raya Wringinanom, Selasa (22/3/2022).
Peserta memulai aksi dengan long march sepanjang satu kilometer dari Gedung Inspirasi Ecoton dengan membentangkan poster.
Koordinator aksi Muhammad Rizki Akbar Maulana mengatakan, saat ini terjadi krisis air bersih di Indonesia yang disebabkan oleh berkurangnya potensi ketersediaan air bersih dari tahun ke tahun. Penurunan tersebut terjadi sebesar 15-35 persen per kapita setiap tahun.Berdasarkan data (Indonesia Natural Environtment Status Book, 2009).
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diketahui sebesar 68 persen air sungai di Indonesia termasuk dalam kategori tercemar berat karena aktivitas industri dan limbah rumah tangga, terutama sampah plastik.
“Padahal, sumber daya air di Indonesia memanfaatkan air permukaan, yaitu sungai sebagai bahan baku air minum dan sanitasi” kata Rizki.
Dia menyebutkan, berdasarkan data PBB pada 2019 juga mencatat bahwa sebanyak 2,2 miliar manusia membutuhkan akses air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari, terutama untuk kebutuhan minum.
“Pada kenyataanya ketersediaan air bersih saat ini semakin langka karena sumber air bersih banyak tercemar oleh aktivitas manusia, seperti limbah industri dan rumah tangga, terutama sampah plastik,” terang dia.
Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah plastik terbesar, setelah China. Sekitar 8 juta ton sampah per tahun dibuang ke laut dunia. Jumlah yang dapat dikelola oleh pemerintah hanya 3 juta ton. Kemudian, sebesar 5 juta ton tidak digunakan yang berakhir dibakar dan ditimbun. KBID-BE