KAMPUNGBERITA.ID – Akas, demikian Bahas Suroboyo menyebut Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk menggambarkan sikap cekatanya meski baru sembuh dari sakit. Hal itu terbukti setelah kemarin (8/7) Risma melakukan peninjauan di SMP Negeri 3 Surabaya.
Kunjungan dilakukan untuk mengetahui keadaan gedung sekolah yang sudah ada, terutama gedung yang sudah cukup tua untuk direhabilitasi. SMPN di Jalan Praban itu merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dulunya bernama Meer Uitgebreid Lager Ondowijs (MULO) atau sekolah setara SMP pada zaman penjajahan Belanda.
Didampingi Kepala Dinas PU Bina Marga Erna Purnawati, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Robben Rico, Kepala Dinas Pendidikan Ikhsan serta jajaran OPD terkait Risma langsung melihat bangunan utama yang sudah mulai melengkung dan sangat perlu dilakukan perbaikan atau perawatan.
Kepala Bagian Adminstrasi dan Pembangunan Kota Surabaya, Robben Rico mengatakan kunjungan Risma itu dalam rangka meninjau kebutuhan sarana prasarana (sarpras) yang dinilai perlu serta memastikan kondisi sarpras yang ada.
“Ibu (Risma) meminta dalam hal ini Dinas Cipta Karya melakukan rehabilitasi gedung-gedung, terlebih yang posisinya cagar budaya,” kata Robben.
Menurut Robben, rehabilitasi itu dapat dilakukan ketika bangunan-bangunan tersebut sudah mulai keropos. Risma dan rombongan juga ingin memastikan semua ruangan masih layak pakai untuk kegiatan belajar mengajar. Terutama ruang kelas yang membutuhkan perbaikan.
“Mumpung posisi masih liburan, jadi misalkan dibongkar, direhab masih ada waktu. Beberapa ruangan memang perlu diperbaiki, seperti kelas dilakukan cat ulang dan perbaikan lainnya,” lanjut Robben.
Selain meminta melakukan rehabilitasi, Risma juga memastikan kebutuhan dan keperluan apa saja yang kurang dari SMP Negeri 3 Surabaya. Agar nantinya, semua sekolah di Surabaya memiliki kualitas yang sama.
Pada kesempatan itu, pihak sekolah langsung menjawab beberapa hal yang dibutuhkan di sekolahnya. Diantaranya berharap lapangan olahraga yang dapat digunakan siswa untuk menunjang aktivitasnya di sekolah.
“Kalau ada lapangan, mereka bisa sepak bola, Volly, dan beberapa kegiatan olahraga lain,”lanjut Robben.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya memastikan bahwa lahan yang ada di sebelah sekolah itu akan dibeli apabila pemiliknya ingin menjualnya. Sebab, lahan yang ada di sebelah sekolah itu bukan milik Pemkot Surabaya.
“Entah dibuatkan labaratorium atau apa. Intinya digunakan untuk mengembangkan kualitas sekolah yang ada, atau bisa juga kegiatan ekstra misalkan hidroponik dan juga bisa kesenian karawitan,”pungkas dia. KBID-HUM-DJI