KAMPUNGBERITA.ID – Hujan lebat yang mengguyur Kota Surabaya pada Jumat (31/1/2020) sore mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir yang cukup parah.
Banjir tinggi juga terjadi di titik-titik tengah kota. Termasuk kawasan Ahmad Yani dan Ketintang. Daerah yang selama ini sudah dibangun gorong-gorong cukup besar.
Anggota DPRD Surabaya M. Machmud pun banyak menerima keluhan sekaligus laporan dari warga. Ponselnya tak henti berbunyi menerima curhatan maupun foto kondisi wilayah yang kebanjiran.
Tentu saja ini membuat Machmud prihatin. “Ponsel saya bunyi terus. Warga kirim foto dan video melaporkan banjir parah di dearahnya. Kasihan masyarakat,” ujar Machmud.
Dia menilai Pemkot Surabaya tidak seperti yang digambarkan beberapa akun-akun di media sosial selama ini.
“Kalau di medsos kan sering digambarkan responsif. Faktanya tadi seperti itu. Sebenarnya kalau responsif ketika hujan sudah langsung melakukan antisipasinya,” ujar politisi asal daerah pemilihan Surabaya V itu.
Ia menyebut ada yang salah dengan program penanganan banjir di Kota Pahlawan. “Anggarannya selama ini tiap tahun ditingkatkan. Tapi banjirnya juga terus meningkat. Ada yang salah ini,” ujar Machmud geram.
Menurut Machmud, apa yang dilakukan pemkot terkesan seperti memindahkan titik banjir. “Sekarang anggarannya diajukan untuk titik ini. Eh, nanti banjirnya parah di titik yang lain,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut menujukkan perencanaan yang tidak benar. “Gak pinter itu orang-orang di bagian perencanaan kota,” imbuh mantan jurnalis yang sempat menjadi pimpinan redaksi salah satu koran di Surabaya itu.
Machmud berharap kinerja pemkot benar-benar didasarkan pada perencanaan yang matang. Bukan sekadar pada pencitraan ke publik. “Sebab kalau sudah banjir seperti ini kelihatan yang sesungguhnya. Kinerjanya bener atau pencitraan saja,” pungkas dia. KBID-DJI