KAMPUNGBERITA.ID Kepengurusan definitif PCNU Kota Surabaya masa khidmat 2023-2024 yang dinakhodai Umarsyah, akhirnya dilantik langsung oleh Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar di Kantor PCNU Kota Surabaya Jalan Bubutan VI, Jumat (21/4/2023) sore.
Pelantikan kali ini terasa istimewa, karena surat keputusan (SK) PBNU Nomor 203/PB01/A.II.01.45/99/04/2023 tentang penunjukan dan pengesahan kepengurusan definitif masa khidmat 2023-2024 ini dibacakan langsung oleh Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Selain itu, juga hadir Bendahara Umum (Bendum) PBNU Gusfan Arif Abdul Ghafur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya yang juga Imam Besar Masjid Rahmat Kembang Kuning KH Muchid Murtadho, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Arif An, Ketua Fatayat NU Kota Surabaya, Camelia Habiba dan lain-lain.
Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar berharap agar PCNU Surabaya bisa tertib dan pengurus yang dilantik bisa mengembalikan kejayaan PCNU Kota Surabaya yang dalam beberapa dekade ini belum atau tidak tampak.
“PCNU Surabaya tidurnya kok nyenyak sekali. Karena itu, saya ingin menggugah dengan mengingatkan kembali sejarah kelahirannya itu. Karena di gedung ini (Kantor PCNU Surabaya, red) lahirlah ‘Resolusi Jihad’, sehingga terjadilah perlawanan untuk mengusir penjajah,” ungkap dia.
Lebih jauh, Kiai Mifta, panggilan KH Miftachul Akhyar mengatakan, untuk menunjuk person PCNU Kota Surabaya ini melalui proses panjang, butuh waktu beberapa bulan.Sehingga 21 April ini sudah finalisasi dan dikonkretkan.
“PCNU Surabaya perlu figur yang paham organisasi dan petarung. Ini yang dibutuhkan di Surabaya, selain kemandirian dan tidak ketergantungan. Jika semua mau bergerak, mau bekerja, PCNU Surabaya akan lebih kuat dari PCNU yang lain,”beber dia.
Kiai Mifta mencontohkan, PCNU Semarang sudah punya klinik atau rumah sakit dan sekolah yang nilainya triliunan. Bahkan, mereka sudah bisa menghidupi diri sendiri. Lantas dia bertanya, PCNU Surabaya sudah punya apa?
Dia menuturkan, sebenarnya NU di Surabaya ini mayoritas, jika tidak salah 90 persen. Tapi kenapa belum bangkit dari tidur pulasnya? “Apa karena Kota Pahlawan sudah diraih, sehingga tanpa perjuangan pun sudah distempel pahlawan. Kadang seperti itu bisa melemahkan, terlena. Jadi harus diingatkan kembali, ” tandas dia.
Sementara Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebutkan jika konsolidasi PCNU Surabaya dalam beberapa tahun ini tertatih-tatih. Makanya, Rais ‘Aam turun langsung melantik dan memberikan pesan-pesan khusus, di mana pengurus baru yang dilantik lewat penunjukan selama setahun ini diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas jam’iyah secara terukur dan sekaligus juga mampu konsolidasi sampai ke akar rumput.
“Jadi tidak disibukkan dengan urusan yang tidak semestinya atau bukan urusannya. Misalnya, urusan soal pilkada, partai politik dan lain-lain. Utamakan konsolidasi ke dalam,” beber Gus Ipul.
Lebih jauh, dia menegaskan, membangun hubungan baik dengan pemerintahan, jajaran samping, dan partai politik, itu memang suatu keharusan. Tapi bukan berarti tugas utama diabaikan. “Ini salah satu catatan ya,” imbuh mantan Wakil Gubernur Jatim ini.
Apalagi, lanjut dia, kalau ada forum-forum konsolidasi yang di luar struktur. Ada forum MPC, forum ranting, ini menjadi keprihatinan PBNU. Karena itu, kata Gus Ipul, harus satu barisan sesuai arahan Rais ‘Aam.
“Makanya PCNU Surabaya diminta untuk konsolidasi. Kita ingin pastikan bahwa struktur jam’iyah benar-benar bekerja sesuai mekanisme dan mengikuti kepemimpinan jam’iyah yang ada. Tadi Rais ‘Aam menyebut banyak betul jemaah yang menunggu kerja jam’iyah ini secara nyata dan konkret. Ini tantangan PCNU Surabaya,” pungkas Gus Ipul. KBID-BE