KAMPUNGBERITA.ID – Komisi B DPRD Kota Surabaya geregetan kepada Perusahaan Gas Negara (PGN) Surabaya, karena biaya tagihan konsumsi gas pelanggan rumah tangga mendadak naik tanpa sosialisasi ke pelanggan.
Menurut Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Anas Karno, seharusnya di tengah pemulihan ekonomi di mana pendapatan ekonomi masyarakat baru saja mulai sedikit bergerak, malah tiba-tiba tagihan ke pelanggan naik tanpa konfirmasi ke pelanggan.
“Ibaratnya, dompet masyarakat baru saja terisi karena akfivitas ekonomi warga mulai sedikit pulih dengan adanya pelonggaran PPKM, lka kok PGN seenaknya menaikkan tagihan gas tanpa sosialisasi. Karena itu, kami minta PGN sosialisasi dahulu ke pelanggan,” ujar Anas Karno kepada wartawan usai hearing dengan PGN Surabaya, Rabu (15/12/21).
Politisi PDIP ini mengatakan, banyak pelanggan PGN kaget, karena minimnya sosialisasi tentang kenaikan harga gas. “Kurangnya terjun langsung pada saat ada permasalahan. Itu sebabnya kita meng-hearing kan,” ujar Anas.
Lebih jauh, dia menegaskan, ada uang jaminan pada tagihan gas PGN pada konsumen yang berjalan selama tiga bulan. Menurut Anas, pihak PGN seharusnya menjelaskan ke konsumen saat pemasangan. Dengan skema pembayaran uang jaminan diambil saat berjalan tiga bulan, dikali dua dibagi rata-rata pengguna gas. “Kalau tanpa pemberitahuan, ya akhirnya mbendol mburi (besar di belakang, red),” tegas dia.
Anas Karno mendapati adanya tagihan konsumen PGN sebesar Rp 2 juta. Untuk itu,, Anas Karno menyarankan adanya pilihan untuk pembayaran dengan cara diangsur. “Karena banyak warga yang memakai (gas PGN, red), ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” tutur dia.
Anas menjelaskan, bahwa tidak ada penurunan harga tagihan pada konsumen PGN, yang merupakan aturan dan mekanisme dari Pemerintah Pusat. “Tergantung dari Surabaya ini, kebijaksanaannya seperti apa? Kalau keberatan ya diangsurlah, seperti itu,” tandas dia
Anas Karno menyatakan siap, jika diundang pihak PGN untuk turut serta sosialisasi kepada konsumen PGN. “Biar kesempatan PGN itu melakukan eksyennya kalau masih ada keluhan, berarti tidak turun. Kita turun bersama-sama,”pungkas dia.
Sementara itu, Area Head PGN of Surabaya dan sekitarnya Arief Nurrachman mengatakan, ada sekitar 45 ribu pelanggan PGN, dan di antaranya mungkin ada warga yang belum tersampaikan informasi terkait kenaikan tarif.
“Kami paham dan kami maklumi itu, tapi tidak menjadi alasan juga. Kami secara masif masih melakukan sosialisasi kepada masyarakat pengguna gas bumi,” ujar dia.
Dia mengaku, sejak 2007 sampai 2021 harga gas PGN tidak mengalami kenaikan, sedangkan untuk operasional ia memastikan mengalami kenaikan.
Bahkan, harga gas untuk sektor rumah tangga masih bersaing dengan LPG. “Masih ada saving cost (menyimpan pengeluaran, red) dari penggunaan itu 20-30 persen, dari penggunaan LPG sendiri,” jelas dia.
Menanggapi tagihan konsumen yang sangat tinggi, serta ditunjukan tagihan salah satu konsumen, Arief Nurrachman mengatakan, akan dilihat di sistem milik PGN, dengan memasukkan id pelanggan, kemudian akan terlihat meter kubik yang di pakai, harga gas, dan beberapa item lainnya.
“Kami berharap pada masyarakat, bisa memahami kondisi ini, dan harapan kita tidak hanya di Kota Surabaya saja, Sidoarjo dan Gresik juga sama,” pungkas dia. KBID-BE