KAMPUNGBERITA.ID-Momentum HUT ke-77 Kemerdekaan RI, akan dimanfaatkan Pemkot Surabaya menggelar sejumlah perlombaan pada Agustus 2022 dan juga membuka destinasi wisata ‘Pecinan’ di kawasan Kya-Kya Jalan Kembang Jepun saat malam.
“Kya-Kya jadi pengembangan wisata kota tua, bagian kecilnya ada di sana. Itu akan kita coba optimalkan. Nanti kita buka,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati.
Dia mengatakan, selain penataan kawasan, Wisata Kya-Kya juga dilengkapi dengan kuliner khas Tionghoa. Selain itu, hiburan seni dan budaya juga disuguhkan dengan dikemas konsep ala Pecinan.”Destinasi yang bisa menunjang Kya-Kya adakah rumah keluarga Abu Han,”ujar dia.
Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Wiwiek mengungkapkan jika Pemkot sedang mengoptimalisasi kawasan Kya-Kya dengan mempercantik dengan cat warna-warni, mural hingga eksterior penunjang,”ungkap dia.
Selain mempercantik Kya-Kya, Pemkot juga mengkoneksikan dengan kawasan Kota Tua di Jalan Karet dan Jalan Gila. Wiwiek menegaskan, konsep destinasi wisata akan diciptakan lebih menarik hingga memantik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang.
“Ketika Kya-Kya dibuka street food, warga bisa jalan-jalan ke Jalan Karet dan Jalan Gila. Itu yang coba kita koneksikan, ” tegas dia seraya menambahkan jika pemkot juga akan melengkapi dengan transportasi becak untuk melayani para wisatawan menikmati wisata malam di kawasan Kya-Kya hingga Kota Tua.
Lantas apa tanggapan DPRD Kota Surabaya terkait upaya untuk menghidupkan kembali kawasan Kya-Kya dan Kota Tua? Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PSI, Trucuk Supariono, pihaknya sangat mendukung rencana Pemkot Surabaya tersebut. “Itu rencana yang bagus dan kami sangat mendukung untuk menarik minat wisatawan,”ujar dia.
Tjutjuk mengatakan, Surabaya merupakan kota pluralisme, yang mana kawasan Kya-Kya ada etnis Tionghoa lama. Sehingga kalau dihidupkan kembali jadi destinasi wisata akan sangat menarik. ” Saya berharap destinasi wisata Pecinan Kya-Kya ini akan terus berkembang di Surabaya,” tandas dia.
Namun, bagi Tjutjuk, program tersebut tidak hanya saat momen peringatan Kemerdekaan RI saja, namun harus berkelanjutan dengan melibatkan pelaku UMKM, sehingga berdampak positif bagi masyarakat luas.
“Jadi jangan hanya diresmikan saat HUT RI saja, tapi destinasi Pecinan Kya-Kya harus berlanjut sehingga menjadi sebuah kebangkitan ekonomi Surabaya,” jelas Tjutjuk.
Dia menekankan, destinasi wisata Pecinan Kya-Kya lebih didominasi ornamen etnis Tionghoa, dengan polesan seni modern saat ini. “Agar Surabaya dikenal juga ada pusat Pecinan yang menjadi destinasi wisata. Selain itu, bisa menunjukkan bahwa Surabaya merupakan kota pluralisme, dengan bisa merangkul beragam etnis, suku, agama, dan ras,”pungkas Tjutjuk. KBID-BE