KAMPUNGBERITA.ID-Sejak dibangun pada 2000 hingga 2003, makam Wage Rudolf (WR) Soepratman, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya” di Jalan Kenjeran Surabaya, kondisinya cukup memprihatinkan. Beberapa fasilitas di area makam membutuhkan perbaikan.
Soerachman Kasansengari (77), keponakan sekaligus perwakilan keluarga besar WR Soepratman mengatakan, sudah menyampaikan aspirasi tersebut ke Pemkot Surabaya. Bahkan, dia sudah mengirim surat pada 22 April 2022, tapi hingga kini belum ada tanggapan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
“Sudah 19 tahun pembangunan kompleks makam WR Soepratman, tapi sampai saat ini belum ada upaya dari pemkot untuk melakukan perbaikan fasilitas di sekitar area makam tersebut,”ungkap Soerachman usai menghadiri acara Podcast Jurnalis Dewan Surabaya (Judes) di Gedung DPRD Surabaya, Kamis (4/8/2022) sore.
Fasilitas yang dikeluhkan dan diharapkan diperbaiki adalah trotoar atau tempat pejalan kaki yang ada di depan kompleks makam. “Trotoar di sekeliling makam terbuat dari beton plat dan kini kondisinya sudah retak dan berlubang. Bahkan, ketebalannya tidak sama. Kenapa di makam Pahlawan Nasional ini hanya diberi beton plat, bukan keramik seperti di tengah kota?” tanya dia.
Selain itu, lanjut Soerachman yang tinggal di Ketintang Permai Blok EA-26 Surabaya, lampu penerangan di area makam WR Soepratman cahayanya redup atau kurang terang. Karena itu, dia mengusulkan ke pemkot agar diganti lampu mercury yang cahayanya lebih terang.
“Kami ingin mengajak Pemkot Surabaya berdiskusi membicarakan beberapa fasilitas di area pemakaman yang dinilai membutuhkan perbaikan. Bahkan, kami sudah mengirimkan surat, tapi belum ada respons,”jelas dia.
Sementara menjelang peringatkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2022, Soerachman juga berharap pemkot memerhatikan kompleks pemakaman WR Soepratman dengan memasang umbul-umbul dan lampu hias di area makam.
“Apa yang saya keluhkan dan usulkan ini adalah sebagai penghargaan kepada seorang Pahlawan Nasional WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya”, tandas dia.
Soerachman sangat berharap Wali Kota Eri Cahyadi menindaklanjuti usulan tersebut.
“Terus terang, kami sangat kecewa dengan pemerintah. Kami dari keluarga besar WR Soepratman tidak pernah diundang untuk menghadiri peringatan hari besar nasional, seperti peringatan Hari Kemerdekaan RI atau Hari Pahlawan,” tandas dia
Terkait kompleks makam WR Soepratman yang dekat dengan tempat pembuangan sementara (TPS), Soerachman menandaskan, memang sangat mengganggu kenyamanan parah peziarah. Karena bau sampah yang dikeluarkan dari TPS cukup menyengat.
“Ya, seharusnya TPS itu dipindah. Ini agar para peziarah tak terganggu dengan bau sampah yang tak sedap,”pungkas dia. KBID-BE