KAMPUNGBERITA.ID – Andi Budi Sulstijanto mungkin satu-satunya calon legislatif (Caleg) DPR RI Jawa Timur daerah pilihan (dapil) 1 (Surabaya-Sidoarjo) yang memiliki hobi meneliti. Kesukaannya dalam meneliti ini sudah dilakukannya jauh sebelum menjadi dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Soial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Palembang.
Kesukaan Gus Andi, sapaannya, tepatnya dimulai sejak tercatat sebagai mahasiswa magister ilmu komunikasi di Universitas Mercua Buana Jakarta. Kesehariannya yang sering berjumpa dengan tokoh-tokoh partai dan pejabat negara, karena saat itu menjabat sebagai staf khusus di DPR RI, mendorongnya terbiasa membangun komunikasi dengan orang-orang berpengaruh.
“Meneliti suka sejak kuliah s2. Kita termotivasi lebih banyak wawancara dengan banyak pihak,” ujarnya ditemui di sela-sela berkunjung ke beberapa daerah di Surabaya, Minggu (3/2).
Ketua KNPI Kota Surabaya periode 1997-2005 ini mengaku selama ini banyak meneliti tentang elit-elit politik di DPR RI. Gus Andi banyak mengkaji beberapa tokoh penting dalam menjalankan politik praktis.
“Saya lebih banyak komunikasi ketokohan, melihat figur seseorang, style tokoh tertentu, saya punya banyak stok untuk menulis banyak tokoh,” ungkap politisi yang juga akan Melaunching buku ke 2 tentang Presiden RI Jokowi berjudul Politik Kerja Jokowi ini.
Menurutnya, kehadiran tulisan atau buku yang menjelaskan tentang tokoh akan membuat masyarakat terinspirasi. Generasi muda yang tidak semasa dengan tokoh tertentu, akan mengetahui biografi tokoh itu dari beberapa tulisan dan buku.
“Hasil penelitian saya yang sudah dibukukan itu diantaranya berjudul Komunikasi Politik Jokowi, buku yang kedua judulnya Politik Kerja Jokowi,” kata wakil bendara KNPI Jawa Timur periode 2005-2008 ini.
Ketua DPP Partai Golkar bidang Keagamaan dan Ormas Agama ini menjelaskan, seorang tokoh akan terjaga integritasnya karena ada buku. Buku memiliki pengaruh yang cukup bagua untuk kecerdasan bangsa.
Kecintaan Gus Andi dalam meneliti ini mendorongnya menjadi salah satu penggagas berdirinya IQRA (Indonesia Qualitative Researcher Asosiation) bersama Prof. Burhan Bungin dengan ketua dewan penasehat IQRA Bambang Soesatyo,SE, MBA yang saat ini menjabat sebagai ketua DPR RI, sedangkan Gus Andi tercatat sebagai Bendahara Umum IQRA.
IQRA menurut Gus Andi baru dibentuk setahun yang lalu. Dilaunching di UNTAG Surabaya yang dihadiri oleh Menristekdikti Prof. Muhammad Nasir dengan dukungan ratusan peneliti dari berbagai kampus di Indonesia.
“Indonesia kurang (peneliti) dibanding Negara lain, Amerika bisa ke luar angkasa itu karena research,” jelas politisi yang juga aktif di perusahaan group keluarga Sinar Mas, sebagai Assisten Komisaris Utama ICDX.
Sekretaria GM Goskoro Surabaya periode 1992-1997 ini berjanji akan memperjuangkan research atau penelitian menjadi bagian penting dari pendidikan, ekonomi, dan pariwisata. Sebab, jika semua aspek dilakukan dengan penetlian maka hasilnya akan maksimal.
Ketua Umum IQRA Prof Burhan Bungin mengaku percaya dengan kualitas intelektual Gus Andi. Sebagai anak muda, Gus Andi memiliki integritas dan wawasan yang sangat luas.
“Gus Andi ini generasi muda, saya sdah tua. Harapannya Gus Andi ini berperan penting dalam kemajuan bangsa,” ucapnya.
Prof Burhan berharap Gus Andi dan IQRA menjadi bagian penting dalam berkembangnya budaya meneliti. Beberapa kampus yang selama ini belum tersentuh bisa mendapatkan dana penelitian.
“Gagasan ini (IQRA) kita ingin bahwa peneliti kualitaf di Indonsia menimal pehamannya sama. Karena untuk research kualitatif paradigma banyak dan beragam, kalau kuantitatif tidak banyak berkembang,” tandasnya. KBID-DJI