KAMPUNGBERITA.ID – Meski sudah ditutup sejak lima tahun berselang, namun praktik prostituasi di bekasl Lokalisasi Dolly atau tenar disebut Gang Dolly, masih berlangsung. Praktik jual beli ‘syahwat’ tersebut msih terjadi meski dengan intensitas yang tidak sebanyak dahulu dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Praktik prostitusi di Gang Dolly juga terjadi saat umat Islam tengah khusyuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Terbukti, dua orang yang menjajakan perempuan di kawasan tersebut ditangkap Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya pada Jumat (17/5) lalu.
Keduanya masing-masing EA (42 tahun) dan IA (25). EA sendiri pemilik warung kopi di Putat Jaya Gang Lebar sementara Aji merupakan salah satu pegawainya. Saban hari, warung milik EA ramai dengn aktivits para pekerja seks komersil (PSK) yang diduga ‘jebolan’ Gang Dolly sebelum ditutup.
Warga yang risih dengan kondisi tersebut kemudian melaporkan ke Unit PPA Polrestabes Surabaya. Mendapat laporan warga, polisi kemudian menerjunkan anggotanya untum melakukan penyelidikan. Hasilnya, IA ditangkap usai menjadi calo dan mendapatkan pelanggan pria hidung belang. Pria yang nongkrong di warung kopi miliknya dia tawari perempuan dan bersedia dengan tarif Rp 150 ribu. Dia kemudian mengarahkan pelanggan ke EA untuk dieksekusi di belakang warung kopi miliknya.
Saat eksekusi itulah, Unit PPA Polrestabes Surabaya langsung melakukan penggerebekan. Didapati seorang PSK berinisial SA sedang melayani pelanggan berama SU. Keduanya kemudian dibawa ke Polrestabes Surabaya. Sementara EA dan IA menjadi pelaku. Keduanya mengaku hanya mendapat uang rokok dari menjadi calo, sementara EA mengatakan mendapat jasa penyewaan kamar tak lebih dari Rp 30 ribu sekali kencan.
Kanit PPA Satresrkim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mangatakan, para PSK indekos di dekat warung milik EA. Setiap hari banyak yang mangkal di warung kopi tersebut. Banyaknya perempuan mangkal tersebut dimanfaatkan IA dan EA untuk menggelar kembali praktik prostitusi di bekas lokalisasai legendaris sejak zaman Belanda tersebut.
Masih banyaknya praktik prostitusi di Gang Dolly juga dibenarkan Yusuf warga Putat Jaya. Menurutnya, hingga sekarang masih ada bisnis esek-esek tersebut. ”Siang ada, bahkan kalau malam cenderung terang-terangan,” kata Yusuf.
Dia menambahkan, penutupan Lokalisasi Dolly yang dilakukan Pemkot Surabaya beberapa tahun silam masih belum efektif. Hal ini lantaran banyak PSK yang masih berpraktik. ”Mereka memilih kos di kawasan Dolly, mungkin karena pelangganya memang sudah ada,” kata dia. KBID-DJI