
KAMPUNGBERITA.ID – Kebijakan Pemkot Probolinggo yang menggunakan Event Organizer (EO) dari luar daerah dalam menggelar Festival Pendalungan dan Pasar Rakyat menuai protes Pedagang Kaki Lima (PKL). Pasalnya, para PKL yang hadir dan dilibatkan dalam acara kebanyakan dari luar kota.
“Aneh, tiap event kegiatan selalu menunjuk EO dari luar. Mestinya, harus menggunakan potensi putra daerah. Kami menyayangkan itu,” ujar Ketua Paguyuban PKL Kota Probolinggo, Alifurrohman kepada wartawan. Lantaran yang ditunjuk EO dari luar, PKL dari Kota Probolinggo sendiri, tidak pernah dilibatkan.
“Ketika PKL dari luar, jelas perputaran uang lebih menguntungkan pihak luar. Sementara, kami yang di sini, ndak dapat apa-apa,” keluhnya.
Alif juga mencontohkan, selama ini event-event yang telah menunjuk EO dari luar adalah Festival Pendalungan dan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro).
Kepala Disbudpar Tutang Heru Wibowo tidak membantah, selama ini Pemkot telah menunjuk EO dari luar Kota. Namun, dia berdalih jika EO dari luar lebih lebih bersaing penuh ketimbang EO dari dalam.
“Saya profesional saja. Selama ini, tidak ada EO dari dalam yang bisa bersaing dengan penawaran rendah. Karena itu, tiap kegiatan, anggarannya sangat kecil. Sehingga banyak dari mereka yang mengaku tidak sanggup,” katanya.
Mantan Kepala DLH ini menegaskan, jika kegiatan seperti Festival Pendalungan yang saat ini masih berlangsung, tidak menganggarkan anggaran APBD begitu besar.
“Sehingga ketika ditawarkan kepada mereka, rata-rata mereka tidak sanggup. Makanya, kita profesional saja menyikapi itu, terpaksa dikasihkan kepada EO dari luar daerah,” tegasnya.
Bahkan, Tutang juga membandingkan jika pada Festival Pendalungan ini saja, EO bisa mendatangkan artis dari luar kota seperti penyanyi Sodik. “Meski anggarannya tak ada, mereka bisa mendatangkan penyanyi Sodik. Kalau EO disini bisa seperti mereka, pasti kita pilih,” katanya. KBID-PRO